Sejak manusia lebih mengandalkan teknologi begitu maksimal untuk mendapatkan informasi, manusia pun menghadapi tantangan baru, yaitu kebohongan yang "berwujud kebenaran". Setiap orang mudah mendapat akses untuk menulis, membuat gambar, mengedit foto dan video lalu disebarkan pada peristiwa tertentu, bahkan ada orang-orang "pintar" sengaja membuat berita padahal tidak ada suatu peristiwa apapun yang terjadi.
Kata hoax bukanlah hal baru, bahkan ketika media cetak masih berjaya ternyata hoax itu sudah ada yang dilakukan untuk menutupi sebuah kebusukan, kejahatan atau skandal. Di era media sosial hoax dibikin secara sengaja untuk membuat orang atau publik percaya pada hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi atau tidak pernah dilakukan seseorang.
Hoax sudah seperti sarapan pagi (rifkisyabani.wordpress.com). Awas pembuat hoax bisa ditangkap dan dihukum lho (twitter.com)
Yang membuat prihatin kok ada orang tega membuat hoax ketika terjadi musibah bencana alam atau kecelakaan pesawat terbang seperti yang dialami oleh Lion Air JT610. Para pembuat hoax tidak punya empati kepada para koban dan keluarga mereka. Begitu pula ketika terjadi gempa bumi di NTB dan Sulawesi Tengah.
Ada banyak "berita" dan "video" palsu penuh kebohongan yang dipabrikasi sedemikan rupa, sehingga orang awam sampai orang bertitel S3 pun percaya. Kebohongan yang seolah-olah benar itu benar itu menjadi pesan berantai yang diunduh dari berbagai media sosial seperti Twitter, Facebook dan sumber lainnya - lalu beredar luas di WhatsUp (WA Group), Line dan tentu saja balik lagi ke Twitter atau Facebook. Banyak dan sangat banyak orang baik yang tergesa-gesa ikut menyebarkan hoax. Why?
Jangan buru-buru "ngeshare" & forward hoax dong. Foto kanan (omjojoho.com). Foto kiri (sisternet.co.id)
Tanpa pikir panjang "dengan semangat" berita, foto-foto atau video hoax itu pun menyebar tanpa kendali. Sepertinya setiap orang ingin jadi orang pertama yang menyebarkan hoax itu tanpa cek & ricek lagi di media lain sebagai pembanding.
Setelah sekian lama akhirnya ada klarifikasi atau pemberitahuan dari pihak yang dirugikan atau pemerintah atau kepolisian yang menyatakan hoax tersebut adalah memang hoax. Namun, hoax tersebut terlanjur menjadi "kebenaran", apalagi jika itu menyangkut isu politik. Ujaran kebencian pun berpasangan dengan hoax bagaikan pinang di belah dua.
Hoax bisa dipesan kepada "ahlinya" karena ada "profesional" yang pandai membuat hoax atau meracik isu menjadi "fakta". Upah untuk para pembuat hoax ini bisa mengalahkan beberapa kali lipat UMR para pegawai swasta maupun ASN, sehingga tidak heran jika ada "oknum" dosen, ASN yang berprofesi sebagai pembuat hoax.
Para pemesan hoax pun bisa diuntungkan misalnya untuk keuntungan politik, bahkan untuk meningkatkan "kredibilitas" secara instan sekaligus bisa menjatuhkan lawan politiknya.
Terbongkarnya kasus hoax Ratna Sarumpaet rupanya belum menghentikan aksi pembuat hoax. Konsumen hoax memang masih banyak. Untuk itulah kita harus semakin bijak. Pastikan jari-jari anda lebih bijaksana supaya tidak buru-buru memforwad "berita, foto-foto atau video", yang belum jelas kebenarannya, meskipun itu tampak "asli". Please ... detik ini juga kita stop hoax bersama-sama.
0 Comments
Jarang ada biopic movie ketika sang tokoh yang difilmkan masih hidup. Ada banyak tokoh besar seperti Mahatma Gandhi, John F. Kennedy dan Sang Proklamator, Soekarno yang telah dibuatkan film, bukan hanya bisa dibaca pada biografi atau novel tentang mereka.
Kisah hidup para tokoh bersejarah seperti Bung Karno memang sangat menarik dan memberi inspirasi, dengan segala kebaikan, kelemahan, kepahlawanan maupun kelemahan mereka sebagai manusia. Kini, kita bisa menyaksikan biopic tentang Basuki Tjahaja Purnama alias BTP, yang lebih sering dipanggil sebagai Ahok, namun belakangan ini Ahok juga minta dipanggil sebagai Basuki. Konon ini merupakan ide dari Djarot, mantan wakil gubernur di era Ahok, yang akhirnya menjadi gubernur Jakarta setelah Ahok dihukum.
BTP dan poster Film A Man Called Ahok (tribunnews.com). Ketika Ahok dipeluk warga (belitung.tribunnews.com)
BTP alias Ahok telah mewarnai politik Indonesia, bukan hanya Jakarta atau sebelumnya di kampung halamannya, Bangka. Ahok yang didukung Gus Dur ketika mencalonkan diri sebagai bupati adalah tokoh kontroversial. Itu memang betul. Ahok dikenal ceplas ceplos jika bicara tentang birokrasi yang lambat, PNS Malas, apalagi tentang korupsi. Kepolosannya ini membuat dia dicintai warga yang sudah muak dengan pungli, korupsi dan lambatnya pelayanan publik.
Namun aksi Ahok yang menginginkan bersihnya birokrasi dari korupsi dan pungli ini tidak disenangi oleh para pejabat dan elite politik serta pebisnis yang sudah biasa "kong kalikong" untuk mendapat jatah proyek.
Sekeras-kerasnhya Ahok jika bicara, namun hatinya luluh kalau ada nenek-nenek atau warga yang menjadi korban pungli, menderita sakit kritis, dan anak-anak yang tidak punya biaya sekolah. Ahok pun menolong mereka dengan "dana operasional" gubernur, bukan dari APBD. Ahok pun dengan lugu selalu mengembalikan sisa dana tersebut setiap tahunnya.
Ahok yang kini masih menjalani kuliah di "sekolah kehidupan" di Mako Brimob, Depok Jawa Barat ini juga punya cita rasa seni dan perhatian kepada lingkungan di Jakarta. Dia pun nekad membangun berbagai taman ramah anak. Taman Kalijodo adalah puncak kehebohan Ahok karena dimusuhi preman dan elite politik yang ingin mengambil manfaat politik.
Daniel Mananta pemeran Ahok (nasional.tempo.co). Jokowi, Ahok & Djarot, 3 gubernur DKI setelah Ali Sadikin adalah gubernur yang membawa perubahan signifikan sepanjang sejarah di DKI Jakarta (sumateratime.com)
Dalam masa pemerintahan Ahok sebagai gubernur ibu kota, Ahok telah membangun proyek monumental seperti Jembatan Simpang Susun Semanggi, beberapa underpass yang bermanfaat untuk mengurangi kemacetan, termasuk proyek LRT yang juga bermanfaat untuk warga luar Jakarta seperti Cibubur dan Bekasi.
Terlepas dari kasus yang membuatnya masuk penjara, yang tentu saja bisa didebatkan secara hukum dan politik, Ahok telah memberi inspirasi positif untuk siapa saja yang mencintai birokrasi bersih tanpa pungli (korupsi), membangun proyek yang memang bermanfaat, birokrasi cepat dalam melayani warga, dan kecintaan BTP terhadap anak-anak dan orang tua supaya mendapat ruang terbuka hijau.
Sebagai manusia, Ahok bisa dicintai secara buta atau dibenci, namun jika dikaji secara mendalam, barangkali daerah-daerah di Indonesia bisa menjadikan keberanian Ahok sebagai inspirasi untuk membangun daerah yang bebas korupsi dan melayani warga. Kata Ahok, warga adalah boss, dan gubernur adalah pelayanan rakyat.
Apakah anda mengagumi atau tidak suka pada Basuki Tjahaja Purnama, "A Man Called Ahok" ini?
Yuk lihat video berikut ini:
Semoga artikel dan video tersebut membeeri anda sedikit "preview" sebelum anda menyaksikan biopic tentang BTP "A Man Called Ahok"
Kalau anda terinspirasi dengan artikel ini, silahkan anda menshare ke para sahabat, keluarga dan siapa saja ke seluruh dunia. Berbagi itu indah.
Pada Pilpres 2014 Jokowi bukan hanya berkomitmen membangun Indonesia dari Papua sampai ke Aceh, yang terwujud dalam berbagai proyek infrastruktur. Mantan walikota Solo yang sering disebut Tukang Kayu ini juga berkomitmen untuk mewujudkan Hari Santri Nasional.
Kenapa Jokowi melakukan itu padahal umat Islam sudah memiliki hari libur nasional paling banyak di Indonesia, bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Janji yang dicetuskan 4 tahun lalu oleh mantan gubernur DKI Jakarta ini bukan hanya komitmen politik, melainkan karena Jokowi punya harapan lebih jauh terhadap para santri.
Gerakan Wadya Balad Jokowi "hebohkan" Area 51, Jakarta pada Hari Santri Nasional (GWJ). Presiden Joko Widodo memangku cucunya, Jan Ethes didampingi Ibu Iriana di Apel Akbar Santri Nusantara, Solo, Sabtu (20/10) (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Sebagaimana dilaporkan oleh regional.kompas.com (21/10/2018) dari Lapangan Gasibu, Bandung, Jokowi mengajak para santri untuk turut berperan serta dalam memajukan bangsa Indonesia sama seperti para ulama-ulama terdahulu dalam masa perjuangan Indonesia.
Sehari sebelumnya di Solo (kumparan.com) “Akhir pekan bersama ribuan santri yang bersilaturahmi di area Benteng Vastenburg Solo, tadi malam. Jan Ethes rupanya tak mau ketinggalan. Datang berpeci dan memegang bendera kecil “Ayo Mondok”, ia menikmati keteduhan berbaur di tengah para santri dari seluruh Indonesia yang bersama-sama melatunkan salawat, juga mendengarkan alunan music dan lagu religi,” ucap Jokowi lewat Instagramnya @Jokowi, Minggu (21/10/2018).
Kemeriahan Hari Santri juga terjadi di Area 51 Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan dengan kehadiran Gerakan Wadyabalad Jokowi (GWJ) dengan mengenakan aneka sarung serta asesoris khas Nusantara. Mereka semangat mendukung para santri supaya semangat membangun Indonesia seperti harapan Presiden Joko Widodo.
Bukan hanya berbagai kegiatan agama Islam yang bisa dilakukan oleh para Santri. Yang menarik adalah permintaan tegas KH Ma'ruf Amin, Cawapres. pendamping Capres 01 ini supaya para santri melek digital (santrinow.com). Tiga hari lalu Media kaum santri tersebut melaporkan ujaran penting ulama yang ahli ekonomi Syariah ketika hadir pada hari santri di Madura, “Santri zaman sekarang menghadapi tantangan lebih berat. Harus menguasai digital untuk menghadapi tantangan global. Termasuk belajar ilmu siasat ekonomi dan kebudayaan,”
Jokowi & KH. Mar'uf Amin (jabar.metrotvnews.com). Para Wadyabalad Jokowi turut memeriahkan Hari Santri Nasional di Jakarta (22/10/2018)
Di hadapan para Santri Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, Arosbaya, Bangkalan Madura bersama ulama se Madura, KH Maruf Amin ketua MUI ini lebih lanjut mengatakan pula, bahwa secara global tantangan yang dihadapinya santri zaman now lebih berat dari generasi santri zaman old. Juga sebaiknya santri belajar ilmu siasat, ekonomi dan budaya.
Presiden Jokowi yang sering diisukan anti Islam ini ternyata sangat dekat dengan kalangan ulama. Sebagaimana dilaporkan liputan6.com (22/10/2018), Presiden Jokowi memang kerap menyelipkan agenda bersilaturahmi ke pondok pesantren untuk bertemu dengan para santri, dan silahturahmi dengan para uztad dan ulama.
Jokowi pun dikenal cukup dekat dengan kalangan ulama dan pengasuh pondok pesantren, di antaranya Ketua Dewan Syuro PPP KH Maimoen Zubair, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, dan Ketua MUI Jawa Tengah Habib Lutfhi bin Yahya, dan KH Munif Zuhri, pengasuh Pondok Pesantren Girikusumo Demak.
Nasional.tempo.co (22/10/2018) dari Gasibu Bandung, Jabar melaporkan pula, Presiden Jokowi mengingatkan para Santri bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah rumahnya sendiri.menginginkan para santri menjaga rumah tersebut dengan baik. “NKRI adalah rumah sendiri yang perlu terus dirawat dan dijaga. Siapa yang jaga, salah satunya adalah para santri,”
Lebih lanjut Jokowi mengatakan pula bahwa santri memiliki tradisi menghormati dan menghargai hubungan sesama manusia serta menjunjung hubungan dengan Tuhan. Tradisi itu sangat dibutuhkan untuk menjaga persatuan di negara yang memiliki beragam perbedaan. “Ini perlu saya ingatkan terus karena kita sering lupa kalau kita saudara sebangsa-setanah air,” (nasional.tempo.co)
Para Santri, para ulama dan umat Islam kini semakin berbahagia karena Jokowi bersama koalisi Capres 01 ini membuat kejutan dengan "meminang" ulama sebagai cawapres pada Pilpres 2019. Keputusan ini menunjukkan Joko Widodo memang punya perhatian besar kepada umat Islam di Indonesia. Jokowi juga berhasil menambah kuota haji dalam jumlah signifikan dari pada pemerintahan presiden sebelumnya.
Apa komentar warga tentang alasan Jokowi mencetuskan Hari Santri Nasional? Yuk lihat video berikut ini:
Bagaimana dengan anda? Apakah setuju dengan pendapat mereka?
Oktober 2018 ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo bersama Jusuf Kalla telah berlangsung 4 tahun dengan segala dinamikanya. Ada gejolak besar di awal mereka memulai pemerintahan - tantangan besar di parlemen. Pada tahun ke empat ini, Jokowi juga mendapat ujian berupa bencana alam di NTB dan Sulawesi Tengah.
Dengan jargon "Kerja Kerja Kerja", Jokowi bersikukuh untuk membangun infrastruktur di daerah tertinggal (ditinggal oleh rezim sebelumnya) seperti di Papua, Kalimantan, Sumatera, NTT, Sulawesi dan Malukul. Isu hutang pun mewarnai debat di media, baik oleh elite politik, pengamat dan para ekonom.
Jokowi bersama Ahok di proyek MRT yang 28 tahun ditunda (kompasiana.com). Membangun kincir angin untuk energi terbarukan Desa Mattirotasi, Sidrap, Sulsel (bisnis.tempo.co)
Jokowi dan JK sepertinya tidak peduli dengan segala "gunjingan" di medsos, kritik di parlemen yang enggan memberi solusi, sehingga sering disebut sebagai "nyinyir". Menjadi Presiden di jaman now memang tidak mudah karena parlemen bergaya seperti sistem parlementer, namun miskin solusi, bahkan undang-undang sangat sedikit yang dihasilkan karena di awal mereka duduk di Senayan lebih banyak diramaikan dengan rebutan posisi sampai kasus korupsi, etika - misalnya papa minta saham - ruang sidang yang sepi karena banyak yang bolos atau setelah tanda tangan para wakil rakyat itu "emoh" menghadiri sidang.
Proyek Mangkrak
Jokowi mungkin terlalu kalem dan tidak langsung bereaksi ketika ada kritikan dari oposisi. Namun Jokowi punya gaya unik. Cukup dengan mengenakan kemeja putih dengan lengan digulung, Jokowi didampingi menteri terkait, mantan walikota Solo ini melakukan "kunjungan" tanpa komentar ke proyek mangkrak, entah yang diakibatkan kasus korupsi atau akibat krisis ekonomi di masa lalu.
Dari beberapa proyek mangkrak itu ada yang akhirnya dilanjutkan oleh pemerintahan Jokowi, ada juga yang masih ditunda. Jokowi lebih mengutamakan proyek jalan tol, jembatan, bendungan, pelabuhan, airport atau proyek lain yang nantinya akan berkaitan dengan jalur distribusi barang, orang dan jasa. Kenapa? Alasan Jokowi yang sering jadi trend setter di kalangan generasi milenial ini adalah karena infrastruktur harus segera terintegrasi, sehingga transportasi darat, laut dan udara serta sarana pendukungnya bisa lancar. Biaya ekonomi tinggi dalam proses distribusi di masa lalu bisa ditekan. Dalam waktu dekat semua daerah yang jalur distribusinya tersumbat pada puluhan tahun lalu bisa berkontribusi untuk semua lapisan masyarakat, bukan hanya pabrik besar atau para konnglomerat saja. Para petani pun lebih mudah dan cepat untuk menjual hasil bumi.
Bukan hanya infrastruktur yang bersifat fisik saja yang digenjot, Jokowi pun membangun jiwa dan rasa bangsa yang majemuk ini dengan pariwisata budaya, olah raga (Asian Games & Asian Para Games yang sukses), dan memberi inspirasi supaya orang Indonesia lebih optimis dalam menghadapi tantangan yang akan terjadi pada 2030.
Pemerintahan Jokowi dipuji di luar negeri, namun kurang diapresiasi oleh para elite di negeri ini. Kabinet Kerja era Jokowi JK memang bukan para malaikat yang bisa membuat keajaiban. Mungkin ada menteri di era Jokowi yang mulanya biasa saja - bahkan tidak tamat SMA - namun punya visi dan keberanian untuk "menenggelamkan" kapal asing yang melakukan illegal fishing. Lalu Indonesia dapat apa?
Memasuki tahun ke 5 pemerintahan Jokowi JK berada pada tahun politik yang panas, misalnya kasus hoax, kritikan tanpa data kuat, dan peristiwa unik lainnya, apalagi Jokowi adalah patahana. Jokowi JK memang tetap bertekad untuk terus menyelesaikan program kerja mereka.
Empat tahun ini Indonesia telah mendapatkan banyak manfaat dari kinerja Jokowi JK, ada yang bisa dinikmati saat ini, maupun yang hasilnya akan terasa besar manfaatnya beberapa tahun lagi. Untuk membangun sebuah negara yang luas dan majemuk memang tidak mudah. Membangun bukan hanya dengan kata-kata. Kalau begitu, apakah Jokowi berhak untuk lanjut 2 periode?
Lebih lanjut Hengky menambahkan pula, bahwa "Kami prihatin atas penggunaan gelar akademik kedokteran oleh yang bersangkutan untuk menjustifikasi kebohongan tentang penganiayaan Ratna Sarumpaet,"
Menurut kode etik kedokteran, termasuk dokter gigi seharusnya memberikan informasi yang benar sesuai profesi masing-masing. Pernyataan Hanum dianggap berbahaya dan menyesatkan karena dilakukan oleh seorang dokter.
Sebelumnya, Amien Rais, ayah Hanum juga telah dipanggil oleh pihak penyelidik Polda Metro Jaya terkait dengan kasus hoax "penganiayaan" Ratna Sarumpaet.
Kasus hoax tersebut sempat membuat heboh yang terjadi di awal masa kampanye Pilpres. Sebagaimana diketahui Ratna Sarumpaet yang telah ditetapkan sebagai tersangka pada kasus itu adalah salah satu tim sukses pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Sandiaga Uno.
Tentu ada banyak alasan kenapa Jokowi harus 2 periode?
Warga yang puas dan merasakan kerja Jokowi dan kabinetnya pasti menginginkan Presiden Joko Widodo untuk lanjut sampai 2 periode, dari 2019 - 2024. Begitu pula para fans, relawan dan mereka yang belum menemukan calon yang lebih baik, Jokowi adalah sah untuk lanjut sampai 2024.
Sementara itu, mereka yang belum puas, dan tentu saja para relawan, politisi serta koalisi pendukung Prabowo sudah pasti menginginkan Prabowo bisa menang pada Pilpres 2019. Bahwa sejarah demokrasi Indonesia dan pasti ditemukan pada jejak digital Prabowo telah gagal pada beberapa kali Pilpres sebelumnya, bahkan pernah gagal sebagai cawapres.
Pidato bertema "Game of Thrones" yang kejutkan para delegasi IMF World Bank di Bali dan Penampilan Prabowo bersama Timses ketika kasus hoax Ratna Sarumpaet (tribunnews.com)
Sepertinya Prabowo Subianto punya energi khusus untuk menantang ulang Jokowi yang pernah mengalahkannya pada Pilpres 2014. Barangkali secara pribadi Prabowo yang dianggap berprestasi memimpin team pendaki gunung Everest ini juga punya ambisi untuk memenangkan pertandingan ulang pada 2019.
Prabowo yang pernah jadi Danjen Kopasus ini kini berpasangan dengan Sandiaga Uno, mantan wagub DKI Jakarta - mungkinkah lebih siap dan punya energi yang sama seperti pada Pilpres 2014 lalu?
Apapun motivasi Prabowo sebagai pribadi, begitu pula para elite di sekitarnya, Jokowi bersama Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin sudah siap untuk menghadapi Prabowo pada "tanding ulang".
Lalu, apa reaksi warga dengan tampilnya #JokowiMarufAmin dan terutama #Jokowi2Periode pada Pilpres 2019 nanti?
Setelah anda menyaksikan video tersebut, apakah anda setuju atau punya pendapat berbeda?
Yuk isi alasan anda pada formulir di bawah ini.
Ketika seorang pemuda atau gadis meminta persetujuan orang tuanya tentang calon pasangan hidupnya, biasanya akan ditanya bibit bebet bobot sang calon menantu. Begitu pula ketika kita melamar kerja, maka CV yang berisi "riwayat hidup" tentang pendidikan, pengalaman dan informasi lainnya akan diperiksa sebelum diwawancarai, ditolak atau diterima.
Bibit bebet bobot dan riwayat hidup pada CV adalah rekam jejak yang akan dinilai sebelum disetujui atau ditolak. Apakah warga juga akan fokus pada rekam jejak seorang calon pemimpin, apakah calon bupati, gubernur, caleg, dan tentu saja ketika akan memilih capres pada 2019?
Pasangan Capres setelah undian nomor di KPU (inews.id). Sosok Jokowi & Prabowo yang "rematch" pada 2019 setelah Prabowo kalah pada 2014 (banjarmasin.tribunnews.com)
Ada banyak orang yang memilih calon istri karena penampilan, ketampangan, wajah cantik, kekayaan dan status sosialnya. Begitu pula ketika akan memilih calon pejabat publik - calon presiden misalnya, sering didasarkan pada sesuatu atau hal-hal yang bersifat subjektif, bahkan karena alasan primordial seperti latar belakang Suku, Agama atau karena faktor pribadi lainnya. Jika itu alasanya, ya tidak apalah. Yang penting harus siap menerima konsekwensinya, jika setelah sang calon terpilih ternyata tidak menjalankan amanah dengan baik atau kinerjanya buruk.
Pilihan seseorang terhadap capres barangkali juga dipengaruhi oleh janji-janji kampanye, gaya orasi, bahkan dibumbui dengan aksi hoax atau mungkin saja ada ujaran kebencian - yang dilontarkan tim sukses atau relawan yang fanatik terhadap calon yang didukungnya.
Pilpres 2019 adalah sangat penting dan bernilai strategis untuk menuju Indonesia maju sebelum menuju era 2030, dan memenuhi harapan banyak orang, bahwa pada 2045 Indonesia bukan hanya maju, melainkan juga menjadi negara hebat, baik di kawasan ASEAN maupun secara global.
Apakah anda termasuk orang optimis tentang masa depan Indonesia?
Jika ya, sebaiknya jangan golput supaya bisa memilih yang terbaik meskipun hanya ada calon nomor urut 01 dan 02 karena kuda hitam gagal tampil pada Pilpres 2019 ini.
Omong-omong soal rekam jejak, yuk lihat video berikut ini:
Apakah anda setuju dengan komentar warga tersebut?
Siapapun pilihan anda, maka itulah impian anda.
Artikel lainnya:
Banyak orang heran karena Jokowi terlalu "kalem" ketika ada berita hoax menyerang mantan walikota Solo 2 kali berturut-turut ini. Tabloid Obor Rakyat yang menyudutkannya ketika Pilpres 2014 yang heboh itu juga tidak membuat Jokowi - yang berani membangun MRT di awal pemerintahannya sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Ahok ini - bereaksi keras, meskipun para pendukungnya marah dan gerah dengan "pemberitaan" yang tujuannya melakukan black campaign terhadap Jokowi dengan isu SARA, bahkan menuduh Jokowi sebagai PKI, antek asing atau aseng ini.
Jokowi bersama Iriana sang pendamping setia saat meninjau proyek Trans Papua (nasional.tempo.co). Ketika Jokowi diwawancarai di sebuah televisi swasta (NetTV).
Kasus hoax itu memang akhirnya diproses secara hukum, namun hoax tetap berseliweran di media sosial. Jokowi tetap tenang. Ketika diwawancarai di Net TV (7/10/2018), Presiden RI ke 7 ini merespon bahwa Jokowi ingin fokus kerja supaya Indonesia maju, apalagi wilayah Nusantara ini sangat luas dengan penduduk 263 Juta dengan berbagai masalahnya masing-masing.
Namun Jokowi akhirnya memberikan jawaban tuntas pada wawancara tersebut, bahwa Jokowi bukanlah seperti yang dituduhkan pada berbagai hoax, baik yang ada pada tabloid Obor Rakyat maupun yang sering muncul di berbagai media sosial dalam berbagai bentuk seperti foto yang diedit sedemikian rupa, meme, artikel, dan sebagainya.
Setelah Ratna Sarumpaet ditangkap oleh Polda Metro Jaya, lalu ditahan untuk kasus kebohongan besar yang dilakukan artis teater, dan aktivis ini, masyarakat di dunia nyata maupun dunia maya mungkin lebih sadar bahwa dampak dari hoax sangat besar kepada seseorang, bahkan bagi sosial politik di Indonesia.
Hoax digunakan untuk menyudutkan seseorang untuk meraih keuntungan tertentu di bidang politik. Lalu, bagaimana pendapat warga awam tentang hoax di medsos, apalagi jika dikaitkan dengan Pilpres 2019? Video berikut ini barangkali bisa menjadi referensi menarik tentang respon orang awam tentang hoax.
Apa kesan anda tentang opini warga pada video tersebut?
Hoax bukan cara jujur untuk meraih kemenangan, dan harus dilawan.
Artikel lainnya:
Setiap warga negara berhak untuk mencalonkan diri sebagai ketua RT RW, Ketua Senat di kampus, walikota, bupati, gubernur, bahkan presiden RI. Peluang itu terbuka setelah reformasi 1998 - pintu demokrasi terbuka lebar - dengan sistem pemilihan langsung oleh rakyat.
Ketika Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY terpilih secara langsung sebagai RI 1 pada 2004, rakyat Indonesia punya harapan tentang masa depan Indonesia yang lebih baik. SBY terpilih lagi pada 2009. Setelah itu Joko Widodo alias Jokowi yang sukses 2 periode sebagai walikota Solo, dan gubernur Jakarta terpilih sebagai RI 1 pada 2014 mengalahkan Prabowo Subianto.
Kemenangan Jokowi JK sangat heboh saat itu karena diwarnai protes kubu Prabowo Hatta Rajasa, bahkan sampai ke Mahkamah Konstitusi. Namun, bukti-bukti lengkap secara sah memenangkan pasangan Jokowi JK sebagai Presiden RI ke 7 sampai 2019.
Kampanye pemilihan presiden pada 2014 sangat seru, namun dihebohkan dengan isu SARA dan black campaign. Isu anti demokrasi tersebut terulang lagi pada Pilkada Jakarta 2017 ketika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berhadapan dengan Anies Baswedan dan AHY.
Sejarah buruk dalam pesta demokrasi pada Pilkada Jakarta yang mengantarkan pasangan Anies Sandi sebagai gubernur di ibukota RI ini tidak lagi boleh terulang. Karena itulah adalah masuk akal ketika Jokowi sebagai kepala negara dan sekaligus patahana mengajak pasangan Prabowo Sandi untuk bersaing secara sehat pada saat kampanye Pilpres 2019 tanpa isu SARA, hoax, black campaign dan propaganda negatif lainnya.
Pasangan Nomor Urut 01 & 02 (liputan6.com). Suasana akrab Jokowi & Prabowo sambil berkuda di Hambalang siap tanding ulang pada 2019 (tribunnews.com)
Jokowi yang berpasangan dengan Ketua MUI dan ulama NU ini menantang sang penantang dan relawan serta tim sukses Prabowo Sandi, maupun tim sukses serta relawan Jokowi Maruf Amin supaya kampanye dengan kampanye damai dengan mengutamakan program kerja, rekam jejak dan prestasi masing-masing tanpa dihebohkan dengan ujaran kebencian dan hoax.
Warga Indonesia pada umumnya sudah muak dan sedih dengan keributan yang diwarnai dengan isu SARA, hoax dan ujaran kebencian. Ajakan Jokowi tersebut pasti bisa dilakukan oleh relawan Jokowi Maruf Amin maupun Prabowo Sandi.
Pada kesempatan ini ada baiknya kita menyaksikan sebuah video tentang rekam jejak Jokowi yang mungkin bisa menjadi inspirasi kita semua, terutama para tim sukses calon presiden, baik untuk nomor urut 01 maupun nomor urut 02.
Bagaimana pendapat anda setelah menyaksikan video tersebut?
Kita nantikan video seperti itu dari semua tim sukses supaya para calon pemilih punya perbandingan yang lebih nyata, berdasarkan fakta - sekali lagi bukan hoax.
Artikel menarik tentang dunia digital
Capres Prabowo saat dengar "pengakuan" Ratna Sarumpaet (nasional.tempo.co). Fadli Zon juga menjenguk & mendengar kisah "penganiayaan" Ratna yang ternyata hoax (tribunnews.com)
Pada jumpa pres, Ratna Sarumpaet yang pemain teater dan aktivis ini juga mengaku sebagai pembuat hoax terbaik di negeri ini. Seperti diketahui beberapa hari ini telah beredar foto-foto wajah Lebam yang sebelumnya diakui telah dianiaya. Kisah penganiayaan ini telah membuat aparatur kepolisian repot melakukan penyeldikikan. Ternyata tidak ada saksi yang ditemukan. Tentu saja para warganet ikut heboh "kerepotan" oleh hoax ini.
Ratna pun mengaku telah berbohon kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Amien Rais. Prabowo sempat menggelar jumpa pers setelah bertemu Ratna Sarumpaet. Prabowo, begitu pula Amien Rais, mantan Ketua PAN, yang juga pernah menjadi ketua MPR ini pun percaya penuh kepada Ratna.
Bukan hanya Prabowo & Amien Rais yang percaya penuh dengan pengakuan "penganiayaan hoax" ini, melainkan juga Fadli Zon, wakil ketua DPR sekaligus elite pentind di Partai Gerindra ini pun ikut menjenguk Ratna, dan ikut pula percaya. Ternyata Fahri Hamzah, yang sudah dipecat PKS, namun masih menjabat sebagai wakil ketua DPR bareng Fadli Zon ini bahkan sempat berdebat di medsos twitter tentang kasus heboh ini dengan Tompi, penyanyi pujaan warga Indonesia ini.
Sebagai dokter pelastik Tompi yang memiliki suara unik ini sangat yakin bahwa Lebam pada wajah Ratna Sarumpaet bukan karena dianiaya, melain efek yang biasa terjadi pada orang yang melakukan bedah pelastik, baik untuk urusan kecantikan maupun karena alasan medis.
Dr. Tompi sempat berdebat dengan Fahri Hamzah di Twitter (bogor.tribunnews.com). Prabowo capres 02 didampingi tim sukses dan Amien Rais gelar press conference tentang kasus "penganiayaan Ratna Sarumpaet (news.okezone.com)
Setelah kebohongan besar yang sempat bertahan sampai satu minggu ini, apakah Ratna Sarumpaet akan tetap berada di barisan Prabowo Sandiaga Uno sebagai juru kampanye nasional? Kredibilitas Ratna Sarumpaet sebagai seorang jurkam nasional tentu akan menjadi gangguan bagi tim sukses lainnya.
Prabowo dan tim suksesnya termasuk para elite di koalisinya sepertinya mendapat pelajaran bagus, bahwa ajakan Presiden Jokowi untuk adu program dan track record harus menjadi panduan dalam menjalankan kampanye. Tentu tidak elok jika sebuah kebohongan tentang penganiayaan sebagaimana telah diakui sebagai hoax oleh Ratna Sarumpaet, yang merupakan salah satu jurkam nasional ini tidak perlu terjadi lagi. |
|