Jarang ada biopic movie ketika sang tokoh yang difilmkan masih hidup. Ada banyak tokoh besar seperti Mahatma Gandhi, John F. Kennedy dan Sang Proklamator, Soekarno yang telah dibuatkan film, bukan hanya bisa dibaca pada biografi atau novel tentang mereka.
Kisah hidup para tokoh bersejarah seperti Bung Karno memang sangat menarik dan memberi inspirasi, dengan segala kebaikan, kelemahan, kepahlawanan maupun kelemahan mereka sebagai manusia. Kini, kita bisa menyaksikan biopic tentang Basuki Tjahaja Purnama alias BTP, yang lebih sering dipanggil sebagai Ahok, namun belakangan ini Ahok juga minta dipanggil sebagai Basuki. Konon ini merupakan ide dari Djarot, mantan wakil gubernur di era Ahok, yang akhirnya menjadi gubernur Jakarta setelah Ahok dihukum.
BTP dan poster Film A Man Called Ahok (tribunnews.com). Ketika Ahok dipeluk warga (belitung.tribunnews.com)
BTP alias Ahok telah mewarnai politik Indonesia, bukan hanya Jakarta atau sebelumnya di kampung halamannya, Bangka. Ahok yang didukung Gus Dur ketika mencalonkan diri sebagai bupati adalah tokoh kontroversial. Itu memang betul. Ahok dikenal ceplas ceplos jika bicara tentang birokrasi yang lambat, PNS Malas, apalagi tentang korupsi. Kepolosannya ini membuat dia dicintai warga yang sudah muak dengan pungli, korupsi dan lambatnya pelayanan publik.
Namun aksi Ahok yang menginginkan bersihnya birokrasi dari korupsi dan pungli ini tidak disenangi oleh para pejabat dan elite politik serta pebisnis yang sudah biasa "kong kalikong" untuk mendapat jatah proyek.
Sekeras-kerasnhya Ahok jika bicara, namun hatinya luluh kalau ada nenek-nenek atau warga yang menjadi korban pungli, menderita sakit kritis, dan anak-anak yang tidak punya biaya sekolah. Ahok pun menolong mereka dengan "dana operasional" gubernur, bukan dari APBD. Ahok pun dengan lugu selalu mengembalikan sisa dana tersebut setiap tahunnya.
Ahok yang kini masih menjalani kuliah di "sekolah kehidupan" di Mako Brimob, Depok Jawa Barat ini juga punya cita rasa seni dan perhatian kepada lingkungan di Jakarta. Dia pun nekad membangun berbagai taman ramah anak. Taman Kalijodo adalah puncak kehebohan Ahok karena dimusuhi preman dan elite politik yang ingin mengambil manfaat politik.
Daniel Mananta pemeran Ahok (nasional.tempo.co). Jokowi, Ahok & Djarot, 3 gubernur DKI setelah Ali Sadikin adalah gubernur yang membawa perubahan signifikan sepanjang sejarah di DKI Jakarta (sumateratime.com)
Dalam masa pemerintahan Ahok sebagai gubernur ibu kota, Ahok telah membangun proyek monumental seperti Jembatan Simpang Susun Semanggi, beberapa underpass yang bermanfaat untuk mengurangi kemacetan, termasuk proyek LRT yang juga bermanfaat untuk warga luar Jakarta seperti Cibubur dan Bekasi.
Terlepas dari kasus yang membuatnya masuk penjara, yang tentu saja bisa didebatkan secara hukum dan politik, Ahok telah memberi inspirasi positif untuk siapa saja yang mencintai birokrasi bersih tanpa pungli (korupsi), membangun proyek yang memang bermanfaat, birokrasi cepat dalam melayani warga, dan kecintaan BTP terhadap anak-anak dan orang tua supaya mendapat ruang terbuka hijau.
Sebagai manusia, Ahok bisa dicintai secara buta atau dibenci, namun jika dikaji secara mendalam, barangkali daerah-daerah di Indonesia bisa menjadikan keberanian Ahok sebagai inspirasi untuk membangun daerah yang bebas korupsi dan melayani warga. Kata Ahok, warga adalah boss, dan gubernur adalah pelayanan rakyat.
Apakah anda mengagumi atau tidak suka pada Basuki Tjahaja Purnama, "A Man Called Ahok" ini?
Yuk lihat video berikut ini:
Semoga artikel dan video tersebut membeeri anda sedikit "preview" sebelum anda menyaksikan biopic tentang BTP "A Man Called Ahok"
Kalau anda terinspirasi dengan artikel ini, silahkan anda menshare ke para sahabat, keluarga dan siapa saja ke seluruh dunia. Berbagi itu indah.
0 Comments
Leave a Reply. |
|