Terungkap Komentar Warga Setelah Jokowi Pilih Prabowo Subianto Sebagai Menteri Pertahanan12/31/2019
Pilpres 2019 bikin heboh dalam sejarah politik Indonesia, mengingat terjadi “tanding ulang” antara patahana Presiden Joko Widodo alias Jokowi VS Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus. Pertarungan pertama terjadi pada 2014, yang dimenangkan Jokowi, mantan walikota Solo dan gubernur Jakarta ini. Pertandingan berikutnya kembali dimenangkan oleh Jokowi, yang berpasangan dengan Prof. DR. KH. Ma’ruf Amin.
Meskipun KPU telah menetapkan Jokowi sebagai presiden terpilih, baik pada Pilpres 2014 maupun 2029, kubu Prabowo Sandi tidak terima dengan kekalahan itu, dan menolak kemenangan Jokowi lalu berujung pada gugatan di Mahkamah Konstitusi atau MK.
Pasangan Jokowi Amin & Prabowo Sandi saat debat Pilpres 2019 (matamatapolitik.com). Prabowo Subianto hormat militer ketika Presiden Jokowi umumkan Kabinet Indonesia Maju di tangga Istana Merdeka, Jakarta (liputan6.com).
Seperti pada Pilpres 2014, MK akhirnya menetapkan pula kemenangan pasangan Jokowi Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, dan akhirnya mereka dilantik pada 20 Oktober 2019 sebagai presiden serta wapres RI.
Kehebohan berlanjut (tentu saja) pada saat Presiden Jokowi memilih para calon Menteri. Terjadi kejutan ketika Prabowo Subianto diundang ke istana. Ternyata pertemuan itu bukan sekadar berbincang biasa atau minum kopi.
Senyum Jenderal Prabowo Subianto sesaat setelah dilantik sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden Joko Widodo (tribunnews.com). Ketika Menhan Prabowo memeriksa pasukan militer di Turki didampingi oleh Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar (genpi.co)
Perjumpaan mereka setelah Pilpres 2019 itu mengukuhkan dugaan tentang masuknya Partai Gerindra untuk mendukung pemerintahan #Jokowi2Periode untuk #IndonesiaMaju dimana akhirnya Prabowo Subianto diumumkan sebagai Menteri Pertahanan dengan calon lainnya di tangga istana Merdeka.
Ada banyak komentar yang mendukung, ragu, maupun yang setuju dengan masuknya Prabowo dalam #KabinetIndonesiaMaju atau #KabinetJokowiAmin sebagai Menhan. Ada banyak liputan di berbagai media, cuitan dan kehebohan di media sosial, bahkan terdengar sampai di warung kopi pinggir jalan, maupun di café mewah. Aneka ragam komentar serta opini mereka bermunculan tiada henti.
Lalu bagaimana dengan komentar warga di saat menjelang tahun baru 2020 setelah Prabowo Subianto menjalankan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan RI di bawah Presiden Joko Widodo? Tayangan berikut ini mungkin menarik untuk disimak sambil menyambut tahun baru.
Bagaimana pendapat anda dengan kisah yang sangat unik dalam sejarah Indonesia modern ini? Apakah anda juga punya komentar seperti ujaran warga pada video tersebut?
0 Comments
Setiap pemimpin negara punya gaya tersendiri untuk melepaskan lelah atau menghibur diri setelah kerja berat, yang biasanya tanpa jam kerja itu. Setiap saat seorang raja, ratu, Perdana Menteri atau Presiden harus ada untuk rakyat dan negaranya.
Namun sebagai manusia, seorang pemimpin negara seperti Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentu juga ingin santai sejenak, olah raga, menekuni hobi atau "hangout" ke luar dari istana yang serba resmi itu. Memang banyak hal tersedia di istana yang bisa disiapkan koki istana seperti makanan favorit, bahkan kopi kelas satu.
Seorang konglomerat pun merasa jenuh dengan segala fasilitas "high class" di seputarnya. Tidak heran jika para milyader juga sering terciduk lagi nongkrong di warung makan atau ngopi di warung kecil meskipun tanpa cangkir mahal dan pendingin ruangan.
Jokowi punya "hobi" unik seperti mengajak cucunya ke mall untuk membelikan mainan baru. Yang sering merepotkan Paspampres adalah hobinya naik motor gede alias Moge di jalanan umum, bahkan di daerah yang masih dianggap berbahaya untuk seorang presiden seperti ketika Jokowi merintis pembuatan jalan Trans Papua. Jokowi yang mantan gubernur Jakarta ini naik motor trail bersama para menteri di tanah Papua.
Jokowi juga suka iseng masuk pasar yang tentu saja sekaligus memeriksa harga serta ketersediaan pasokan bahan pangan untuk rakyat. Setelah itu Presiden Jokowi akan mengajak rombongannya makan di warung atau ngopi bareng di warung kopi sambil menikmati pisang goreng.
Mantan walikota Solo yang terpilih dua kali berturut-turut ini juga pernah kepergok sholat di kantor polisi yang sederhana, lalu buka puasa dengan teh hangat serta gorengan bareng polisi yang sebelumnya kaget karena orang nomor satu di republik ini tanpa pemberitahuan "numpang sholat" di kantor polsek yang sederhana.
Setelah naik motor gede kesayangannya, Jokowi blusukan dan membeli tempe di pasar tradisional (netralnews.com). Presiden Jokowi mendapat sambutan spontan dari anak muda di Sukabumi (travel.tempo.co).
Lalu siapa yang akan diajak ngopi bareng oleh Presiden Jokowi di malam tahun baru 2019 sambil menantikan detik-detik hitung mundur ke 1 Januari 2020?
Sambil nyeruput kopi atau teh dengan gorengan, barangkali jajanan pasar, yuk kita saksikan pada video berikut ini, tentang bagaimana ujaran warga terhadap presidennya yang telah memecahkan rekor sebagai wong cilik telah terpilih pada 5 kali pemilu, dua kali pilkada walikota Solo, satu kali Pilkada Gubernur Jakarta dan 2 kali menang Pilpres.
Apakah anda ingin ngopi bareng dengan Jokowi?
Kenangan seseorang ada yang indah, mengesankan, menyenangkan, mengharukan, menyedihkan maupun menyebalkan. Bagi sebuah bangsa ada kenangan kolektif, baik yang diketahui dari buku sejarah maupun yang dialami langsung, bahkan menjadi bagian dari sejarah itu sendiri.
Indonesia tentu tidak lupa pada Bung Karno, Suharto, Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX, Bung Tomo, Kartini, dan tokoh lainnya, baik pahlawan nasional maupun tokoh di daerah masing-masing. Mereka telah menjadi kenangan kolektif atas berbagai peristiwa yang terjadi pada saat mereka berkiprah dalam berbagai peristiwa bersejarah, dan kisah unik di balik mereka sebagai manusia biasa.
Jika menengok ke belakang kondisi Indonesia dari "Jaman Now" sampai beberapa tahun lalu, katakanlah sejak peristiwa reformasi yang membuat Presiden Suharto mundur dari tahta kepresidenannya selama 32 tahun, maka warga Indonesia telah menikmati pahit manisnya berbagai peristiwa bernuansa politik, budaya, ekonomi dan sosial, bahkan emosi sampai ke pribadi serta dirasakan di hati masyarakat.
Jendral Suharto & Presiden Sukarno (bbc.com). Presiden Jokowi diapit oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok alias BTP dan Anies Baswedan (seword.com)
Gegap gempita, euforia dan kegelisahan sosial politik serta budaya sejak 1998 sampai 2019 memang sulit untuk dilupakan. Banyak peristiwa yang terjadi seperti terbongkarnya berbagai kasus yang berkaitan dengan suap, korupsi, mafia migas, krisis ekonomi, guncangan budaya dan sosial.
Bahkan politik identitas sangat kuat rasanya terutama pada saat Pilkada maupun Pilpres. Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sepertinya hanya menjadi bayangan semu. Persatuan Indonesia dalam keberagaman bagaikan oase yang sangat sulit ditemukan dalam kehidupan nyata.
Kemenangan dalam kontes politik seakan-akan "wajib" harus dimenangkan meskipun harus mengandalkan cara-cara melanggar etika, bahkan ada intimidasi halus namun menusuk kalbu, sehingga ada ketakutan dalam komunitas tertentu di gang-gang, kampung, bahkan masuk ke ruang keluarga, yang membuat persaudaraan serta persahabatan menjadi renggang.
Mungkin warga Jakarta sebagian belum "move on" ketika Ahok harus masuk "Sekolah Kehidupan" selama dua tahun di Mako Brimob. Apakah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang belakangan ini lebih senang dipanggil BTP itu seorang korban politik atau berkah tersembunyi untuk Jakarta, bahkan Indonesia, dimana Ahok dianggap telah membuka kotak pandora dalam transparansi, keterbukaan anggaran (APBD), birokrasi yang lamban dan malas, juga mengingatkan bahayanya pungli dan tentu saja korupsi serta pentingnya pelayanan untuk warga oleh para birokrat, ASN, Lurah, Camat, Walikota juga Gubernur.
Meskipun Jakarta telah dipimpin oleh Anies Baswedan, bahkan Ahok telah menjadi Komisaris Pertamina, yang ditantang Presiden Jokowi untuk membenahi BUMN besar itu dari ganasnya mafia migas, korupsi dan kolusi, bahkan Presiden menegaskan kepada BTP tentang pentingnya membangun kilang minyak.
Terlepas dari itu semua, barangkali video ini menarik untuk disimak tentang kenangan warga terhadap Ahok, dan bagaimana akhir video ini yang menarik diingat untuk masa mendatang bagi Indonesia.
Apa kesan anda tentang artikel dan video tersebut?
Jika anda punya opini dan ingin curhat, silahkan tuliskan pada kolom di bawah ini.
Apakah anda siap menghadapi tantangan & peluang baru pada 2020 dan selanjutnya?
Sejarah bagaikan terulang ketika Jokowi kunjungan kerja ke Jawa Timur, tepatnya saat meninjau kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Ada pose di mana Jokowi ada "momen berdua" dengan Ahok, mirip ketika Presiden Jokowi ditemani Basuki Tjahaja Purnama alias BTP ketika proyek terowongan MRT sedang berlangsung, saat itu Ahok adalah gubernur DKI Jakarta.
Presiden Joko Widodo & Gubernur Ahok di Proyek MRT, Oktober 2016 (thejakartapost.com). Sama-sama memakai helm, Presiden Jokowi bersama Basuki Tjahaja Purnama alias BTP, Komisaris Utama Pertamina di Tuban, Jatim, Desember 2019 (news.detik.com)
Ketika Presiden Jokowi meninjau proyek MRT ada menteri dan pejabat pemda DKI yang menemani kunjungan kerja Presiden, dan mereka "membiarkan" mantan walikota Solo tersebut untuk berbincang dengan Ahok, dimana mereka pernah menjadi pasangan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Ibukota RI, yang akan dipindahkan Jokowi ke Kalimantan tersebut.
Jika sejarah bisa dikatakan berulang, maka hal ini seperti “déjà vu” atau Dejavu, dengan kejadian di tempat berbeda, pada waktu yang berlainan, sedangkan tokohnya adalah sama, Jokowi dan Ahok yang kini lebih senang dipanggil sebagai BTP. Seperti kata Djarot Saiful Hidayat, Ahok telah menjadi Basuki.
Terlepas dari “déjà vu” atau bukan, pertemuan dan dialog yang terjadi di antara dua sahabat tersebut bukanlah sekadar reuni karena pernah berkantor di Balai Kota Jakarta, dan bahu membahu merapikan birokrasi maupun transparansi anggaran serta membangun infrastruktur serta banyak taman untuk warga, dan terutama adalah proyek MRT, yang merupakan keputusan berani Jokowi dan fenomenal itu. Begitu pula ketika Ahok membangun Simpang Susun Semanggi tanpa menggunakan uang rakyat (APBD), yang sempat heboh itu.
Para wartawan yang mengabadikan peristiwa tersebutk sayangnya tidak bisa menangkap isi pembicaraan "reuni" pertama Jokowi dan Ahok yang pertama kalinya yang dilihat publik setelah Ahok keluar dari "Sekolah Kehidupan" selama dua tahun di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Ketika mereka berbincang, apakah Jokowi kembali menegaskan tentang pentingnya pembangunan kilang minyak serta memberangus mafia migas yang ada di Pertamina serta di berbagai anak dan cucu perusahaan yang ada di lingkungan perusahaan minyak pelat merah itu.
Apapun isi pembicaraan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Komisaris Utama Pertamina yang kini dijabat Basuki Tjahaja Purnama itu, semoga bukan hanya dialog pelepas kangen belaka, melainkan merupakan momen penting untuk Pertamina lebih keren di periode ke 2 pemerintahan Kabinet Indonesia Maju serta kepemimpinan Erick Thohir sebagai "big boss" semua BUMN di Indonesia agar bebas dari korupsi, mafia, pengejar rente, dan siapa saja yang berniat merugikan perusahaan-perusahaan milik negara yang seharusnya menjadi sarana untuk kesejahteraan rakyat.
Pada video berikut ini, ada reaksi mengejutkan dari warga Madura tentang makna pertemuan Presiden Jokowi dengan Ahok. Barangkali menarik untuk disimak sebagai pembanding dari ulasan media lainnya.
Apa pendapat anda dengan video tersebut?
Jika anda punya pendapat berbeda, silahkan curhat pada kolom di bawah ini, barangkali bisa memberi inspirasi dan motivasi untuk Ahok serta jajaran pejabat di Pertamina untuk BUMN yang lebih baik dan benar-benar bermanfaat untuk warga negeri Nusantara ini.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian telah bertemu Ketua PPATK Ki Agus Ahmad Baddarudin untuk membahas informasi tentang adanya kepala daerah yang "mencuci uang" di tempat judi atau lebih terkenal dengan headline rekening kasino kepala daerah.
Terungkapnya casino di luar negeri yang dijadikan tempat untuk membuka rekening itu berasal dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), lembaga yang punya tugas untuk menganalisis dan memantau lalu lintas uang yang mencurigakan, baik yang dilakukan oleh pejabat pemerintah, anggota DPR, teroris, penyelundup, maupun yang diduga melakukan penggelapan pajak, bandar narkoba, dan sebagainya.
Taktik kepala daerah yang membuka rekening di kasino adalah modus terbaru untuk aksi money laundering untuk menyamarkan transaksi terlarang seperti uang suap, hasil korupsi atau sengaja memindahkan uang pemerintah, dimana sang kepala daerah atau pelaku hanya akan mengambil bunganya saja, lalu mengembalikan pokoknya suatu saat nanti.
Belum diketahui apa jenis aksi pencucian uang yang dilakukan oleh kepala daerah itu, apakah hasil korupsi, uang suap atau lainnya?
Perbuatan para pejabat untuk mengejar uang dengan cara ilegal tidak pernah berhenti. Sebagaimana dilaporkan oleh nasional.kompas.com (20/12/2019), Tito Karnavian, Mantan Kapolri itu mengapresiasi temuan PPATK tersebut. Menurut dia, salah satu tugas Kemendagri adalah melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pemerintah daerah, baik dalam hal kinerja maupun anggaran.
Sayangnya kemendagri tidak mempunyai instrumen untuk mendeteksi aksi money laundering itu. Kerjasama dengan PPATK menjadi sangat penting.
Lebih lanjut Tito mengatakan, bahwa “Apa yang disampaikan PPATK tentu dari awal saya sudah menyampaikan memberikan apresiasi ini pasti sudah secara langsung maupun tidak langsung mendukung tugas pokok saya selaku Mendagri untuk melakukan pengawasan,”
Namun, berdasarkan peraturan Tito mengaku tidak bisa mengungkapkan secara detail data tentang temuan PPATK di kasino tersebut. Hal itu bersifat data intelijen atau rahasia yang menjadi wewenang aparat penegak hukum dalam pengungkapannya.
Skema pencucian uang (kompasiana.com). Mesin cuci uang? (paymentscardsandmobile.com)
Temuan PPATK tersebut tentu bersifat rahasia, dan kini kepala daerah yang telah melakukan pencucian uang dengan membuka rekening di kasino tersebut pasti lagi ketar-ketir.
Siapa saja mereka? Apakah mereka akan segera menarik dana yang ditempatkan secara ilegal itu? Apakah mereka akan menarik uang tersebut secara tunai, lalu membawanya ke tanah air dengan tas atau jacket khusus?
Jika membawa uang tunai dalam jumlah besar melalui bandara atau pelabuhan internasional tentu akan kesulitan karena ada batas maksimum untuk membawa uang dari luar negeri. Jika ditransfer dari bank luar negeri melalui instrumen perbankan, maka akan terlacak dengan mudah.
Tempat judi seperti casino ternyata bukan hanya tempat adu nasib untuk menguji keberuntungan untuk melipat gandakan uang seperti pada adegan film James Bond dengan pakaian tuxedo didampingi Bond girl yang cantik dan seksi, dimana lawan agen 007 itu juga melawan James Bond yang punya lisence to kill itu dengan keahlian bermain kartu atau poker. Apakah para kepala daerah itu juga bergaya elegan seperti James Bond di Casino Royale, entah di Macau, Genting Highland, Malaysia, Texas, Singapore atau di sebuah kapal pesiar?
Ibarat sebuah film keren, ayo kita nantikan saja tanggal mainnya. Kita berharap PPATK dan penegak hukum lainnya seperti kepolisian, kejaksaan, dan penegak hukum lainnya akan menuntaskan masalah ini dengan berani, jujur dan bekerja sesuai undang-undang yang berlaku.
Sambil bersabar menantikan siapa saja kepala daerah yang punya rekening di casino, ayo kita saksikan video tentang uang ini, barangkali relevan dengan masalah ini.
Apakah anda punya komentar tentang artikel atau video tersebut? Silahkan sampaikan pendapat anda pada kolom di bawah ini.
Kekhawatiran pada retaknya Persatuan Indonesia dan lemahnya rasa kemanusiaan yang berujung pada intoleransi yang mengarah pada radikalisme akibat penyalahgunaan media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian dalam bentuk teks, bahkan video telah membuat resah mayoritas warga Nusantara. Presiden Ir. Joko Widodo yang akrab disebut Jokowi sangat menyadari hal ini, apalagi ada ORMAS yang menolak Pancasila untuk dimasukkan pada Anggaran Dasar & ART organisasi mereka.
Kemarin, 3 Desember 2019 Presiden Jokowi secara khusus meminta para guru dan dosen perguruan tinggi untuk membumikan Pancasila melalui media sosial atau medsos karena kini ada 129 juta anak muda di Indonesia. Generasi muda merupakan garda terdepan untuk membangun Indonesia di masa depan.
Sebagaimana dilaporkan oleh nasional.okezone.com, Jokowi ingin pemerintah bisa memetakan apa saja media komunikasi yang bisa membumikan Pancasila sebagai ideologi bangsa secara massif kepada generasi penerus bangsa itu. Dengan begitu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bisa juga bisa memetakan konten apa saja yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Mediaindonesia.com juga melaporkan ujaran Presiden Jokowi, bahwa “Tidak mungkin negara sebesar kita Indonesia bisa kokoh bersatu seperti kita kalau ideologinya berbeda-beda. Mau ke mana kita?”
Presiden Jokowi yang memang sangat dekat dengan generasi milenial ini dan menaruh perhatian besar pada anak-anak Indonesia juga mengingatkan bahwa “Kita harus mengerti, paham, media komunikasi yang mereka gunakan itu apa. Semua harus ngerti ini, kegiatan mereka apa, konten yang mereka sukai apa. Harus teridentifikasi betul. Coba lihat lebih dalam lagi, tokoh yang mereka ikuti siapa,"
Para dosen dan guru tentu perlu memahami bahwa untuk membangun moral peserta didik dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, Madrasah, Pesantren dan perguruan tinggi tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama, namun penting untuk memanfaatkan teknologi media sosial yang memang digunakan oleh generasi Z dan generasi milenial.
Kepada BPIP serta kepada guru dan dosen Presiden Jokowi memaparkan pula, bahwa "Kita harus cepat kalau tidak mau keduluan yang lain juga media sosial Snapchat, Instagram, Facebook, Twitter, hati-hati, banyak lewat barang-barang ini, sekali main bisa 2-3 juta, ideologi Pancasila harus kita sebarkan banjiri narasi-narasi besarnya lewat barang-barang ini kalau tidak akan kedahuluan idoelogi-ideologi baru yang menggunakan barang-barang yang taedi saya sebut,"
By the way, apakah anda masih ingat dan hapal Pancasila serta butir-butir Pancasila yang pernah diajarkan di sekolah pada era 80an sampai 90an yang akhirnya menghilang setelah era reformasi?
Sebenarnya Pancasila tidaklah ditinggalkan begitu saja oleh elite politik negeri ini karena Taufik Kiemas ketika menjabat sebagai Ketua MPR sangat bersemangat menyebarkan butir-butir Pancasila dengan apa yang disebut sebagai Empat Pilar Pancasila, namun tidak terlalu bergema karena para pejabat maupun anggota parlemen tidak terlalu antusias. Tentu masih ada yang ingat ada ORMAS yang "berhasil" memanfaatkan TVRI yang punya semboyan sebagai televisi atau media Persatuan Indonesia, namun memfasilitasi siaran langsung ORMAS tersebut untuk menyiarkan ideologi atau faham yang anti Pancasila.
Anyway, Pancasila is Back di periode ke 2 pemerintahan Presiden Jokowi bersama Kabinet Indonesia Maju. BPIP juga bersama para guru dan dosen telah diminta oleh Presiden untuk membumikan Pancasila dengan memanfaatkan media sosial dengan konten-konten menarik supaya 129 juta anak muda tidak mudah terpapar oleh ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila yang sangat menjunjung keberagaman, toleransi dan semangat gotong royong serta Persatuan Indonesia dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Kita ingat pula bahwa pada era Orde Baru ada upaya sistemik yang mengaburkan sejarah lahirnya Pancasila. Karena itulah video berikut ini menarik untuk disaksikan.
Apabila anda peduli dengan Persatuan Indonesia demi terwujudnya cita-cita para Bapak & Ibu Bangsa kita, tentu anda pun akan peduli untuk membumikan Pancasila dengan menyebarkan artikel ini melalui medsos yang anda miliki saat ini.
Ayo kita cegah radikalisme dan upaya manipulasi agama secara bersama, bukan hanya menyerahkan tanggung jawab ini kepada para guru dan dosen atau pemerintah dan BPIP saja. |
|