Setelah dunia diguncang dengan kehadiran varian Delta, World Health Organization (WHO) kembali mengumumkan bahwa masyarakat global mendapat ancaman baru dari virus Corona. Kini warga dan pemerintah di seluruh dunia harus mewaspadai dan mengantisipasi varian C.37 sebagai varian Lambda, yang muncul pertama kali di Peru pada Agustus 2020.
Sebagaimana dilaporkan kompas.com (20/6/2021) varian Lambda ini menjadi perhatian karena
memiliki beberapa mutasi virus corona. Belum lama ini varian Lambda telah ditetapkan sebagai Variant of Interest (VOI) yang disampaikan WHO dalam buletin mingguan terbaru, pada 14 Juni 2021. Sekitar 29 negara melaporkan kasus Covid-19 di negaranya disebabkan oleh penyebaran varian Lambda, termasuk di sebagian Amerika Latin, seperti Cile dan Argentina.
Sebagaimana diberitakan oleh CNBCIndonesia.com (26/6/2021) bahwa varian baru Lambda dimasukkan oleh WHO dalam daftar Variant of Interest atau VOI. Pada buletin WHO ditulis bahwa, "Pada 14 Juni 2021, varian yang ditetapkan untuk garis keturunan Pango C.37, clade GR/452Q.V1, NexStrain clade 20D, ditetapkan sebagai VOI global dan diberi label WHO Lambda,"
Klasifikasi itu diberikan karena varian terbukti mematikan, lebih cepat menular, dan lebih resite pada vaksin serta perawatan yang dilakukan saat ini. Sementatar itu varian Delta juga telah ditemukan di 92 negara dunia. Terungkap sejumlah fakta terkait varian baru Lamdba yang perlu diketahui:
Selain sudah masuk dalam daftar VOI, virus varian baru bernama Lambda ini WHO menyebutkan bahwa Lambda membawa sejumlah mutasi, yakni dengan dugaan implikasi fenotipik, seperti potensi peningkatan penularan atau kemungkinan peningkatan resistensi terhadap antibodi pentetral.
Lebih lanjut WHO mengungkapkan bahwa, "Ini ditandai dengan mutasi pada protein lonjakan, termasuk G75V, T761, del247/253, L452Q, F490S, D614G dan T859N," Lembaga Kesehatan dunia ini mencatat studi lebih lanjut mengenai dampak fenotipik diperlukan, untuk lebih memahami dampak pada tindakan pencegahan dan mengendalikan penyebaran. Varian Lambda dilaporkan telah menyebar ke 29 negara seperti di Chili 32% dalam 60 hari. Bahwa Varian yang baru ini menyebar bersama pada tingkat yang sama dengan varian Gamma (33%), tetapi mengalahkan varian Alpha (4%) pada periode yang sama. Sementara itu Argentina melaporkan prevalensi Lambda sejak minggu ketiga Februari 2021. Dilaporkan bahwa sejak 2 April hingga 19 Mei, Lambda yang menyebar di Argentina adalah 37% dari kasus yang ada. Karena itu dibutuhkan penelitian untuk memahami dampak pada tindakan pencegahan dan mengendalikan penyebaran. Kehadiran varian baru juga diikuti dengan pertanyaan apakah bisa dilawan dengan vaksin yang ada. Namun nampaknya belum ada jawaban soal pertanyaan itu. Menurut WHO dibutuhkan studi lebih lanjut untuk memvalidasi efektivitas vaksin yang berkelanjutan. Jika ada pakar kesehatan yang mengatakan bahwa eksistensi Covid-19 masih akan berlangsung lama, maka sangat penting bahwa masyarakat untuk taat dan disipilin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Virus Corona adalah nyata, sehingga warga dunia maupun Indonesia tidak boleh lengah dan abai dalam berperilaku sehari-hari, khususnya dalam melaksanakan 3 M maupun 5 M.
0 Comments
Leave a Reply. |
|