Rudi S. Kamri adalah orang yang ramah, senang ngopi dengan para sahabat. Namun sebagai pemerhati sosial dan politik yang mencintai persatuan di NKRI, maka Rudi akan muncul bagaikan singa yang akan melawan orang yang berniat untuk merusak kedamaian di Nusantara.
Para ibu dan bapak bangsa telah mewariskan Bhineka Tunggal Ika yang berdasarkan Pancasila, bahwa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras, budaya, agama, bahkan ratusan bahasa yang unik ini - pasti tidak rela jika persatuan itu diracuni oleh Virus Kebencian. Yang menyedihkan adalah ternyata ada yang menjadikan momen duka di keluarga Presiden Jokowi untuk menyebarkan virus kebendian itu. Kita pasti tahu bahwa Virus Corona atau Covid-19 memang sangat berbahaya dan mematikan, namun dengan sikap optimis dengan aksi yang tepat, maka sebagaimana virus berbahaya lainnya pasti bisa diantisipasi dengan baik dan bisa menyelamatkan umat manusia. Dunia telah membuktikan ini. Dengan idealismenya, kali ini Rudi S. Kamri di era sosial media ini kembali menulis dengan penanya yang tajam. Penting kita simak untuk pencerahan di tengah duka mendalam karena wabah Covid-19 ini.
Virus Kebencian Akan Membunuh Bangsa Ini: LAWAN !!!
Oleh: Rudi S Kamri
Saat ini Indonesia berduka. Kita kehilangan seorang seorang Ibu yang luar biasa hebat yang telah melahirkan seorang putera yang juga luar biasa hebat yaitu Presiden Joko Widodo. Beliau adalah Almarhumah Ibu Hj. Sudjiatmi Notomihardjo. Ibu yang disebutkan sebagai "Sang Pembaca Cahaya" itu akhirnya menyerah atas kehendak Sang Pemilik Kehidupan untuk berpulang ke rahmatullah. Bagi bangsa Indonesia ini adalah sebuah kehilangan besar yang tidak ada pilihan lain harus kita ikhlaskan dengan rasa duka yang mendalam.
Ir. H. Joko Widodo sungkem kepada ibunda Hj. Sudjiatmi Notomihardjo (faktualnews.com).
Presiden Jokowi memberikan penghormatan terakhir kalinya di peti jenazah ibunda tercinta di Solo sebelum dimakamkan (nasional.sindonews.com)
Tapi kesedihan dan kedukaan yang mendalam itu tidak akan menyentuh hati orang yang hatinya sudah dipenuhi kebencian permanen. Ajaran agama yang indahpun ternyata tidak mampu menyentuh dan membuatkan hati para pembenci yang hatinya sudah hitam berkerak. Jangankan menyampaikan rasa duka atau empati, justru mereka seolah mendapat amunisi baru untuk menyerang pribadi Presiden Jokowi dan Almarhumah Ibu Sudjiatmi dengan kata-kata kotor yang hina. Kehinaan ini sejatinya mencerminkan hati diri mereka. Mereka manusia hina dan biadab.
Kebencian yang sudah mendarahdaging dalam darah dan nadi para pembenci biadab ini bagi saya merupakan virus hati yang sangat berbahaya bagi keindonesiaan kita. Kalau aparat negara dan kita mendiamkan kelakuan busuk mereka, virus ini akan berkembang menyebar dan beranak pinak ke hati anak bangsa yang lain di sekitar mereka. Ini sangat berbahaya dan sangat mengkhawatirkan.
Ajaran leluhur kita untuk saling menyayangi dan menghormati antar sesama anak bangsa akan berangsur hilang lenyap di otak kaum yang menuhankan kebencian hati. Ini tragedi kebangsaan yang harus kita atasi bersama. Kita tidak boleh membiarkan keangkaramurkaan yang mereka gaungkan semakin merajalela memenuhi ruang publik.
Caranya, jangan posting ulang ujaran mereka tapi 'screenshoot' narasi mereka lalu segera laporkan ke aparat keamanan untuk segera ditindaklanjuti. Memposting ulang ujaran mereka sama saja kita telah menjadi agen distribusi kebencian yang mereka suarakan. Jangan sampai kita mengamplifikasi kebiadaban mereka untuk maksud apapun, karena hal itu akan membuat mereka jumawa dan tertawa karena telah tercapai tujuan hinanya.
Kelakuan mereka jauh lebih kejam dan biadab dibanding ulah jahat para teroris. Kalau para teroris hanya membunuh orang tidak berdosa beberapa orang, tapi kalau teror kebencian yang mereka suarakan akan masif dan sistemik membunuh rasa dan jiwa kebangsaan dan keindonesiaan kita.
Aparat keamanan terutama Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informasi harus tanggap tanggap dan cepat menindak para penyebar teror kebencian ini. Jaksa dan para pengadil (hakim) harus menuntut dan menghukum mereka dengan hukuman maksimal agar menimbulkan efek jera bagi yang lain. Mereka, para teroris kebencian dari pemeluk agama apapun ini jauh lebih berbahaya dibanding virus apapun termasuk virus corona. Kita tidak bisa biarkan mereka merusak bangsa ini. Hanya satu kata: LAWAN !!!
Salam SATU Indonesia
26032020
Di antara virus kebencian, pasti lebih banyak hal-hal baik di negeri ini sebagaimana ditunjukkan oleh wong cilik yang menyatakan empati dan simpatinya kepada Presiden Ir. Joko Widodo dan keluarga besarnya yang kini tengah berduka setelah berpulangnya Ibu Hj. Sudjiatmi Notomihardjo ke Sang Maha Pencipta. Ucapan mereka sangat mengharukan yang bisa memberikan inspirasi untuk kita semua untuk Indonesia Kuat dan Jaya.
Indonesia adalah negara besar, maka sudah pasti bangsa ini lebih banyak orang yang memiliki jiwa besar dan sangat mencintai kedamaian serta Persatuan Indonesia dan bersiap melawan virus kebencian bersama-sama sebagaimana dimaksud oleh Rudi S. Kamri di atas.
0 Comments
Leave a Reply. |
|