Apakah sebelum ini rakyat belum cerdas?
Sulitnya untuk menemukan anggota DPR atau politisi yang pikiran, ucapan dan tindakannya seiring dan sejalan membuat masyarakat ikut meniru perilaku wakil mereka yang ada di gedung parlemen maupun yang melulu aktif di partai masing-masing sebagai pengurus.
Ini terbukti dari perilaku warga yang melakukan ujaran kebencian atau membuat "meme", video atau mengedit foto sedemikian rupa, sehingga sangat tidak elok untuk didengar, dibaca atau disaksikan secara audio visual.
Setelah mereka diperiksa polisi, apalagi setelah dinyatakan sebagai tersangka, maka mereka pun berkelit. Banyak di antara mereka yang menyatakan perilaku mereka sebelumnya sebagai tindakan spontan, khilap atau "tidak bermaksud" begitu.
Namun, mereka telah melakukan perbuatan yang bukan saja melanggar undang-undang, melainkan juga etika, moral dan ajaran agama. Cara mudah yang mereka lakukan adalah menutup wajah, meminta maaf, menangis atau ingin didukung sebagai korban kriminalisasi oleh aparat hukum, dan cara-cara lainnya.
Konvensi tentang apa arti kalah dan menang dalam kompetisi politik seperti Pilkada apalagi lain Pilpres, yang di negara lain sudah berjalan seperti mengakui kemenangan pihak lawan, ternyata sangat sulit untuk ditemukan di Indonesia.
Jakarta pernah beruntung karena Fauzi Bowo langsung mengakui kemenangan Jokowi pada saat Pilkada Jakarta tahun 2012. Kini Indonesia gonjang-ganjing lagi karena hasil Pilpres dinodai dengan kerusuhan. Bukan sulit untuk mengakui kekalahan yang disesalkan, melainkan karena usaha untuk menghentikan unjuk rasa yang rusuh terlambat dihentikan. Sangat bersyukur karena Polri dan TNI yang menjaga keamanan selama unjuk rasa 22 Mei 2019 tidak melakukan tindakan represif. Mereka juga tidak terbukti membawa senjata api. Berbeda dengan jaman old, ternyata di jaman now rakyat dan netizen sangat memuji tindakan Polri dan TNI yang bijak, bahkan bunga, nasi kotak dan air mineral berdatangan untuk para prajurit dan anggota polisi yang kelelahan secara fisik dan mental karena terus ditekan supaya mereka marah dan emosi. Ternyata anggota TNI dan Polri bisa tampil lebih manusiawi di saat situasi yang berbahaya. Wajar jika masyarakat semakin bersimpati kepada mereka.
Maaf jika harus dinyatakan bahwa rakyat sudah cerdas. Tepatnya rakyat memang sudah cerdas dari dulu, bukan jaman now saja. Hanya saja selalu saja ada elite dan sekelompok orang yang selalu mencoba mempengaruhi dengan kebohongan, hoax, isu SARA dan cara-cara tidak etis lainnya.
Baiklah, Pemilu 2019 yang serentak telah berlalu, semoga para wakil rakyat yang baru versi 2019 - 2024 bisa ditemukan wakil rakyat di DPR, DPD atau DPRD yang "lebih negarawan" melebihi rakyat yang mereka wakili. Semoga mereka pun lebih cerdas daripada yang ada saat ini. Mereka jago olah kata dan tajam kritiknya, namun juga punya solusi jelas, sehingga rakyat bisa lebih percaya dengan mereka.
Omong-omong, siapakah politisi atau pejabat publik yang anda rindukan saat ini? Yaitu elite politik yang pikiran, ucapan dan tindakannya sesuai baik di pagi hari, siang maupun malam?
0 Comments
Leave a Reply. |
|