Mengenal Faksi & Partai di Parlemen Palestina Dari Masa Ke Masa Dalam Meraih Kemerdekaan Penuh5/23/2021
Perang yang terjadi antara Israel dan Palestina atau Hamas yang sedang menjalankan gencatan senjata adalah cerminan sejarah panjang yang terjadi di Timur Tengah. Perjuangan rakyat Palestina tercermin di komposisi faksi dan partai yang ada di Parlemen Palestina. Ada lebih dari 10 faksi dan beberapa partai yang semuanya punya tujuan untuk kemerdekaan dan kedaulatan Palestina yang penuh seperti negara-negara lainnya.
Selain partai Fatah dan Hamas, di Palestina juga ada partai yang berhaluan komunis. Fakta ini terungkap ketika ratusan warga Palestina dari aneka spektrum politik maupun organisasi lain melakukan aksi demonstrasi menentang Israel pada 15 Mei 2021 di dekat pos pemeriksaan Beit El di Al Bireh, Tepi Barat.
Menurut laporan suara.com (17/5/2021) peserta unjuk rasa tersebut berasal dari berbagai faksi, baik berlatar dengan ideologi Islam, Nasionalis (Fatah) maupun kelompok yang berhaluan Komunis, yaitu Popular Front for the Liberation of Palestine (FPLP) atau Front Popular Pembebasan Palestina. Mereka berunjuk rasa bersama untuk tujuan yang sama. Yang menarik Partai Komunis Israel juga mendukung perjuangan Palestina untuk merdeka.
PFLP merupakan salah satu partai politik di Palestina, yang dibentuk oleh George Habash tahun 1967 ini berhaluan Marxis-Leninis. Sebagaimana halnya partai Komunis lain di negara lain seperti Cuba atau Korea Utara, PFLP memiliki hubungan yang kuat dengan negara Komunis seperti Tiongkok atau China, dan era kejayaan Uni Soviet.
Setelah George Habash yang merupakan pemimpin partai komunis PFLP meninggal dunia pada 2008, seluruh organisasi pembebasan Palestina dari berbagai spektrum menyatakan berkabung.
Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang ketika itu menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina menyatakan bahwa kematian George Habash adalah duka bagi seluruh rakyat Palestina. Sebagaimana dikutip dari suara.com (17/5/2021), ketika itu Ismail Haniyeh mengatakan, bahwa
“Sekarang sekali lagi, kita kehilangan orang yang mendermakan seluruh hidupnya untuk pembebasan Palestina,” Ujar Ismail Haniyeh saat itu. Perjuangan Palestina untuk menikmati kemerdekaan yang berdaulat mungkin akan berjalan panjang karena berbagai faksi dan partai yang ada di Parlemen Palestina belum satu hati dalam menjalankan perjuangan seperti yang dicita-citakan Yaser Arafat maupun tokoh lainnya di masa lalu. Apalagi negara-negara tetangganya di Jazirah Arab (Timur Tengah) juga tidak satu kata dalam mendukung perjuangan Palestina.
0 Comments
Leave a Reply. |
|