Warga Negara Indonesia akan menggunakan hak konstitusional pada Pemilu Serentak 2019, baik yang ada di Nusantara maupun WNI yang sedang di luar negeri. Yang dipilih bukan hanya capres, ada lebih dari 500 orang caleg yang ditunggu untuk mengisi kursi di gedung DPR Senayan, Jakarta. Indonesia juga akan memilih calon anggota DPD alias Senator ala Indonesia. Bersamaan dengan itu warga juga akan memilih anggota DPRD.
Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengatakan bahwa Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum paling rumit. Terlepas dari kerumitan itu, ada gairah masyarakat untuk kembali melihat "tanding ulang" antara presiden patahana, Joko Widodo berhadapan lagi dengan Prabowo Subianto. Kini mereka memiliki pasangan berbeda. Seperti diketahui Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno, Jokowi berpasangan dengan ulama NU dan Ketua MUI, Prof. KH Ma'ruf Amin.
Kenapa lebih antusias untuk memilih calon presiden daripada memilih caleg dan calon senator?
Memang masuk akal sih. Pasangan Capres dengan Cawapres mereka sudah dikenal track record (rekam jejak) maupun prestasi mereka. Setiap hari profile mereka serta kegiatan mereka mendapat liputan dari berbagai media, baik media main stream maupun media online dan tentu saja media social. Sementara itu profile lengkap para caleg maupun calon senator kurang mendapat liputan. Mungkin saking banyaknya. Yang sering dilihat masyarakat adalah anggota DPR atau DPRD yang vocal atau sering membuat pernyataan di televise dan medsos.
Suasana sidang anggota DPR di Senayan, Jakarta (nasional.kompas.com). Capres 01: Jokowi & KH. Ma'ruf Amin VS Capres 02 Prabowo Sandiaga Uno. Siapa yang anda pilih? (ngopibareng.id)
Apakah caleg atau senator yang rajin muncul di media masih menarik untuk dipilih kembali atau berpaling ke lain hati?
Kini ada beberapa partai baru maupun "daur ulang" dan partai daerah di Aceh. Jika masyarakat jeli dan mulai aktif di Twitter atau Facebook, barangkali akan ditemukan caleg baru dari partai baru. Di antara mereka muncul wajah-wajah muda, segar dan punya pengalaman serta prestasi di bidang mereka masing-masing. Mungkin mereka bias menjadi harapan, bukan hanya melirik caleg "senior". Istilahnya wajah baru bias dipertimbangkan untuk menjadi wakil rakyat.
Ada video menarik tentang curhat warga terhadap para caleg yang akan berlaga pada pemilu 2019. Apakah nara sumber di video berikut ini sudah punya calon yang akan dipilih? Atau sudah punya pilihan tetap untuk memilih capres?
Setelah anda menyaksikan video tersebut, apakah anda sependapat dengan Cak Kholik?
Barangkali anda mendapat inspirasi dari nara sumber ?
Artikel lainnya
0 Comments
Leave a Reply. |
|