Para kandidiat Presiden & Cawapres 2019 - 2024. Foto kiri: medan.tribunnews.com Foto Kanan: kumparan.com
Menjelang Pilkada, apalagi Pilpres ada banyak topik yang menjadi bahan gorengan untuk mengkritik lawan politik. Kritikan itu ada yang proporsional maupun yang sekadar bicara, yang penting bisa menyerang. Kita bisa saksikan semua itu di televisi nasional pada saat talk show, wawancara di gedung DPR, seminar, dan tentu saja di media sosial.
Pihak pemerintah pun membalas setiap serangan dengan menyajikan data, dan perbandingan dengan kondisi negara lain, juga bagaimana dengan keadaan Indonesia pada jaman presiden sebelum Jokowi. Hutang luar negeri Indonesia akhirnya menjadi bagian paling asyik untuk didebatkan. Para pengamat ekonomi, bahkan para ahli yang mendadak mengerti ekonomi pun ikut nimbrung, apalagi redaksi televisi ada yang "sengaja" mengundang mereka ke studio - mungkin supaya lebih berimbang atau sekadar meramaikan atau supaya rating tayangan mereka naik. Ini sah sah saja, namanya juga media jaman now.
Setelah "reformasi 1998", Indonesia menjadi lebih bebas, sehingga setiap orang bisa bicara dan mengemukakan pendapat melalui berbagai meia dengan mudah. Namun ada juga yang mengatakan - sudah sangat kebablasan. Begitu pula ketika mereka bicara tentang masa depan Indonesia, terutama jika dikaitkan dengan hutang pemerintah yang sejatinya harus digunakan untuk membangun berbagai bidang. Apa sih hutang menurut warga biasa?
Seperti lagu Desi Ratna Sari yang tak sengaja lewat depan rumah kekasihnya, "Tenda Biru", ternyata secara nggak sengaja di YouTube saya melihat video pendapat warga, tepatnya orang awam tentang hutang pemerintah di jaman Presiden Jokowi. Yuk lihat bareng
Bagaimana pendapat anda dengan komentar warga yang orang awam pada video di atas? Apakah anda merasakan hal yang sama atau setuju dengan para pengamat dan politikus jaman now?
0 Comments
Leave a Reply. |
|