Dinamika politik di Indonesia memang luar biasa. Banyak televisi nasional sudah membahas siapa yang diprediksi paling pas sebagai Capres 2024, padahal Presiden Joko Widodo masih lama dalam menjalankan period ke dua pemerintahannya bersama Kabinet Indonesia Maju. Media sosial pun heboh dengan berbagai komentar terhadap beberapa figur yang diidolakan maupun yang tidak disenangi terkait Pilpres 2024.
Aturan dalam undang-undang tentang Pemilu maupun syarat dan ketentuan yang diatur dalam UUD 1945 tentang jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI sudah diatur bahwa dilakukan setiap lima tahun sekali. Masa jabatan Presiden RI oleh orang yang sama hanya maksimal dua periode, meskipun ada komunitas atau relawan, bahkan tokoh yang menggaungkan Jokowi 3 Periode, Jokowi 3 Kali dan sebagainya. Presiden Jokowi sudah tegas menolak gagasan Jokowi 3 Periode tersebut.
Untuk menentukan siapa yang akan dicalonkan pada setiap Pilpres biasanya dilihat dari rekam jejak dan elektabilitas figur yang dianggap punya potensi untuk berlaga dalam Pilpres. Meskipun begitu, tokoh yang didambakan rakyat belum tentu seiring sejalan dengan benak para elite (pengurus) partai politik. Memang tidak dilarang bahwa setiap partai pasti sudah punya jagoan baik yang merupakan kader partai maupun yang mereka lirik dari partai lain.
Walaupun begitu secara sadar para pengamat politik dan elite parpol juga menyadari bahwa tingkat elektabilitas pun penting dijadikan sebagai pertimbangan sebelum mengumumkan kanditat Capres dan Cawapres.
Belum lama ini Voxpol Center Research and Consulting (VCRC) telah menggelar survei nasional pada 22 Juni-1 Juli 2021. Lembaga survei ini pengambilan sampel dengan menggunakan metode stratified random sampling. Jumlah sampel dalam survei adalah 1.200 responden, dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar plus minus 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%.
Menurut beritasatu.com (3/7/2021) survei ini dilaksanakan di 34 provinsi dengan memperhatikan proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. VCRC mengumpulkan data melalui hubungan telepon. Hal ini dilakukan agar tetap bisa melaksanakan protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak dengan para responden mengingat ancaman Covid-19 belum reda. Pangi Syarwi Chaniago Executive Director dari Voxpol Research and Consulting yang meluncurkan survei ini pada Sabtu 3 Juli 2021 menjelaskan bahwa dari survei yang dilakukan lembaganya tersebut terungkap bahwa, Ganjar Pranowo berhasil meraih elektablitas tertinggi. Sehubungan dengan peringkat yang diraih Ganjar Pranowo ini, Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan pula presentase yang diraih Ganjar, "Yakni 17,3%,"
Yang mengejutkan adalah Presiden Jokowi mucul di peringkat kedua dengan angka 16,8 persen.
Baru kemudian Prabowo Subianto di posisi ketiga dengan presentase 16,5 persen. Kenapa nama Presiden Joko Widodo masih dimasukkan dalam survei? Apakah terpengaruh oleh gagasan Jokowi 3 Periode? Pangi Syarwi Chaniago juga menjelaskan bahwa simulasi top of mind atau pertanyaan terbuka, yang dilakukan pihaknya menemukan bahwa Ganjar di posisi pertama. Lalu bagaimana dengan elektabilitas tokoh lainnya? Dari survei yang dilakukan oleh Voxpol tersebut nama Anies Baswedan berada di posisi selanjutnya yaitu 13,7%, Sandiaga Uno 8,3 persen. Disisusul Ridwan Kamil meraih 3,9%. Muncul pula nama Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY dengan perolehan 3,3 persen. Sementara itu Puan Maharani Ketua DPR RI dan elite penting PDI Perjuangan ini hanya meraih 1,3%. Sementara itu Tri Rismaharini menyusul dengan 0,9%. Ternyata nama Erick Thohir juga muncul dalam survei yang meraih 0,9%. Selanjutnya disusul Gubernur Jawa Timur Khofifah 0,8%. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan presentase 0,7 persen. Yang paling bontot adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meraih 0,6%.
Sementara itu dalam Survei dengan menggunakan metode simulasi semi terbuka, 19 nama yang disurvei. Hasilnya adalah Ganjar Pranowo kembali berada di posisi pertama dengan 19,2%. Diikuti Prabowo dengan 18,9%, Anies Baswedan (14,1%), Sandiaga (8,3%), Ridwan Kamil (5,8%), AHY (5,4%), Sri Mulyani (4,5%), Risma (2,2%), Erick Thohir (2,1%), Puan Maharani (1,3%), Gatot Nurmantyo (1,3%), Ahmad Syaikhu (1,3%), Khofifah (1,2%).
Berdasarkan hasil survei ini Pangi menerangkan bahwa Voxpol telah melakukan analisis silang ke hasil popularitas calon. Ternyata dari segi elektabilitas yang diraih para tokoh yang disurvei lembaganya, menunjukkan bahwa lapangan politik masih terlihat datar. Menurut Pangi hal ini mengindikasikan belum ada kandidat atau calon presiden dengan elektabilitas yang cukup meyakinkan setelah petahana tidak bisa lagi mencalonkan diri.
Oleh karena itu Pangi menjelaskan bahwa, "Bahkan Prabowo Subianto yang sudah berkali-kali maju sebagai calon presiden, dalam model pertanyaan tertutup elektabilitasnya hanya berada pada angka 18,9%, dan jadi peringkat kedua setelah Ganjar Pranowo,"
Jika memperhatikan hasil survei yang dilakukan Voxpol ini, baik elite partai politik maupun para pendukung masing-masing figure atau para relawan sepertinya harus bekerja lebih keras dan cerdik agar elektabilitas para figure yang diidolakan bisa lolos masuk bursa Piplres 2024 mendatang.
0 Comments
Leave a Reply. |
|