Selain program OKE OCE, program rumah DP 0 Rupiah atau sering disebut 0 Persen adalah janji kampanye pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Bahwa program rumah DP 0 rupiah yang dijanjikan oleh Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta 2017 telah menjadi kontroversial karena beberapa alasan. Pertama-tama, program ini dianggap oleh sebagian orang sebagai janji politik yang tidak realistis karena harga properti di Jakarta sangatlah tinggi. Selain itu, banyak orang yang meragukan kemampuan pemerintah dalam membangun rumah-rumah tersebut dengan biaya yang minimal. Topik ini menjadi perdebatan sangat seru antara Ahok yang menyebut program Rumah DP 0 Rupiah itu tidak realistis. Ahok dan Djarot bertahan pada program Rusunawa, yang dinilai lebih masuk akal untuk kondisi Jakarta. Kedua, program ini dianggap tidak adil karena hanya akan memberikan manfaat bagi sebagian kecil masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. Banyak yang menganggap bahwa program tersebut seharusnya fokus pada pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya pada segmen tertentu. Meskipun dalam kenyataannya, program Rumah DP 0 Rupiah tersebut tidak bisa dijangkau oleh warga Jakarta yang berpenghasilan rendah. Ketiga, ada juga kekhawatiran bahwa program tersebut dapat menimbulkan efek negatif pada pasar properti karena menurunkan harga rumah secara umum, sehingga akan mengurangi minat pengembang untuk membangun perumahan baru di Jakarta. Sejauh ini, realisasi dari program rumah DP 0 rupiah masih terbatas dan belum terlalu signifikan. Pada awal tahun 2021, pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan program rumah DP 0 rupiah dengan membangun sekitar 8.000 unit rumah susun di Jakarta Timur. Namun, penerima manfaat dari program tersebut masih terbatas pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan harus memenuhi kriteria tertentu. Bahwa rekam jejak Anies Baswedan terkait program rumah DP 0 rupiah dapat berdampak pada karir politiknya sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Program tersebut merupakan salah satu janji kampanye yang menjadi sorotan publik dan kegagalan dalam merealisasikannya dapat menurunkan popularitas dan kepercayaan publik terhadap Anies Baswedan.
Selain itu, kegagalan dalam program rumah DP 0 rupiah juga dapat menjadi bahan serangan oleh lawan politiknya dalam Pemilu 2024. Mereka dapat mempergunakan hal ini sebagai isu kampanye untuk mengkritik Anies Baswedan dan membangun citra negatif terhadapnya. Namun, tidak hanya program rumah DP 0 rupiah yang akan mempengaruhi karir politik Anies Baswedan di masa depan. Masih ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi peluangnya dalam Pemilu 2024, seperti kinerja sebagai gubernur DKI Jakarta, pandangan politik, dan dukungan partai politik dan masyarakat. Selain masalah rumah DP 0 rupiah, yang menjadi sorotan antara lain soal penyelenggaraan balapan mobil Formula E, program OK OCE dan hal hal lain yang akan merepotkan Anies pada saat kampanye maupun debat antar kandidat, jika Anies Baswedan berhasil melanjutkan ambisi politiknya pada tahap terdaftar di KPU sebagai Capres 2024.
0 Comments
Leave a Reply. |
|