Efek Kejut Anies & Kata Rudi S. Kamri: Saatnya Doni Monardo Menegur Keras Gubernur DKI Jakarta3/19/2020
Warganet alias Netizen sempat dikejutkan dengan beredarnya video pendek tentang efek kejut yang diucapkan Anies Baswedan terkait pembatasan penggunaan transportasi di Jakarta pada Senin lalu (16/03/2019). Terjadi antrean panjang di berbagai stasiun MRT dan tempat-tempat warga Jakarta serta banyak tempat lain ketika mereka seperti biasa untuk menggunakan sarana perjalanan ke tempat kerja atau berkunjung ke suatu tempat dengan bis dan MRT yang kini menjadi kebanggaan warga Jakarta.
Kelelahan, stress dan rasa kecewa terjadi di antara warga yang lebih dari satu jam harus bisa masuk ke dalam stasiun, apalagi untuk mendapatkan tempat duduk yang biasanya nyaman, bahkan berdiri pun mereka rela, namun saat itu tidak mereka dapatkan.
Dua pemandangan yang sangat menyentuh hati: Antrian panjang di Stasiun MRT Dukuh Atas (suara.com) Warga mengular di halte Trans Jakarta di Ciledug (katadata.co.id)
Anies Baswedan yang semakin terkenal sejak banjir Jakarta pada awal tahun baru dan terjadi pula banjir beberapa kali pada bulan februari yang berujung pada pembentukan Pansus Banjir, bahkan gugatan class action yang diajukan warga Jakarta yang menjadi korban banjir ternyata memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke persidangan.
Artikel terkait: DPRD DKI Bentuk Pansus Banjir Kebijakan Anies untuk mengurangi sarana transportasi dan waktu operasional MRT yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran virus novel corona yang dikenal dengan nama resmi covid-19 itu ternyata justru kontra produktif, bahkan tujuan menjaga jarak antar orang yang dikenal dengan #Socialdistancing tidak terwujud sama sekali. Terjadilah kerumunan yang saling berdempetan di berbagai tempat. Ini sangat mengkawatirkan karena akan sangat mudah dan cepat terjadi penularan virus berbahaya itu. Dalam hati kita berdoa, semoga itu tidak terjadi. Namun, kebijakan itu dinilai ceroboh. Berbeda dengan gubernur DKI Jakarta, seorang walikota di Jawa Timur, Tri Risma Harini alias Bu Risma, sang walikota Surabaya justru menambah sarana transportasi, sehingga bisa diatur kapasitas penumpang untuk melaksanakan tujuan #socialdistancing dan mempercepat perjalanan. Hal ini dinilai lebih rasional daripada kebijakan Anies Baswedan.
Lalu apa kata Rudi S. Kamri, seorang pemerhati sosial dan politik yang terkenal karena kumis dan kaca matanya yang khas itu - tentang peristiwa "bersejarah" yang terjadi di Jakarta?
Pada timeline facebook Rudi S. Kamri yang sepertinya cocok main film ini pada 16 Maret 2020 menulis sebagai berikut. Inilah artikel lengkap Rudi.
Saatnya Doni Monardo Menegur Keras Gubernur DKI Jakarta
Oleh: Rudi S Kamri
Terkait dengan penanganan Covid-19 di Indonesia saat ini komandan tertinggi ada di pundak Letjen TNI Doni Monardo sebagai Kepala Gugus Tugas Reaksi Cepat Penanggulangan Corona. Artinya Presiden Jokowi sudah menyerahkan semua kewenangan dan tindakan strategis terkait masalah Covid-19 kepada Doni Monardo.
Dalam kaitan tersebut Doni Monardo mempunyai tanggungjawab sekaligus kewenangan untuk mengambil keputusan dan kebijakan strategis yang diperlukan untuk menangani masalah Covid-19 secara Nasional. Semua kepala daerah mulai Gubernur sampai Bupati dan Walikota harus tunduk kepada semua arahan dan keputusan yang dibuat oleh Doni Monardo sebagai Komandan Satgas Corona di Indonesia.
Terkait hal tersebut, Doni Monardo harus segera memberikan teguran keras kepada Gubernur DKI Jakarta yang telah mengambil kebijakan pembatasan transportasi publik yang kontra produktif terhadap upaya pemerintah untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona dengan cara "selektif social distancing" atau pembatasan interaksi sosial.
Salah satu blunder parah kebijakan yang diambil Anies Baswedan adalah pengurangan secara signifikan trasnportasi publik Trans-Jakarta sampai 94% dan pengurangan volume perjalanan kereta MRT. Akibatnya yang terjadi penumpukan dan antrian panjang calon penumpang yang berdesak-desakan. Yang terjadi bukan pembatasan dan pengurangan interaksi sosial masyarakat tapi malah penumpukan manusia yang justru akan berpotensi terjadi penularan virus corona yang tidak terkendali.
Langkah Gubernur DKI Jakarta sungguh patut dicurigai sebagai upaya sistematis untuk melawan kebijakan negara. Bahkan berpotensi menciptakan kerusuhan sosial (chaos) yang destruktif. Ini harus segera dicegah oleh Pemerintah Pusat cq Komandan Satgas Corona Doni Monardo. Presiden Jokowi kabarnya memang sudah mengkoreksi kebijakan Gubernur DKI Jakarta terkait pembahatasan transportasi publik. Tapi terkesan masih kurang tegas dan tidak mengarah serta sangat normatif.
Memang menurut saya selayaknya Presiden tidak perlu lagi turun derajat untuk menegur Anies Baswedan terkait Covid-19. Cukup Doni Monardo saja yang melakukan. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang tercantum pada Surat Keputusan Presiden memang menjadi tugas Doni Monardo untuk meluruskan kebijakan melenceng kepala daerah seperti yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta.
Langkah kuda Anies Baswedan yang sering jalan sendiri dalam mengatasi Covid-19 di Jakarta harus segera ditertibkan. Kalau tidak langkah dan upaya pemerintah untuk melakukan kebijakan "social distancing" secara komprehensif tidak akan bisa berjalan efektif.
Pembatasan transportasi publik boleh saja dilakukan asalkan didahului dengan kebijakan 'kerja di rumah' untuk pegawai swasta dan instansi pemerintah di Jakarta. Kalau kebijakan ini belum efektif diterapkan lalu langsung melompat ke kebijakan pengurangan transportasi publik yang terjadi adalah "crowd" atau penumpukan massa yang tidak terkendali seperti yang terjadi saat ini.
Peduli kepada rakyat itu penting tapi harus dilakukan dengan tulus, ikhlas, niat melayani dan cerdas. Kalau empat hal tersebut tidak dipunyai lebih baik ikuti saja arahan Pemerintah Pusat.
Masih banyak panggung yang bisa dimanfaatkan untuk pencitraan. Tapi pencitraan dalam kondisi darurat seperti sekarang itu adalah tindakan dzolim dan keblinger. Covid-19 itu harus ditanggulangi, bukan ditunggangi Bang Japar eh Bang ABas !!!
Salam SATU Indonesia
16032020
Begitulah Rudi S. Kamri menjawab kegalauan warga Jakarta pada efek kejut Anies Baswedan. Bagaimana pendapat anda?
Karena kita peduli pada pencegahan virus Corona sangat baik bila kita menyimak dan membagi informasi pada video Kak Nunuk, musisi, komposer dan pemerhati anak-anak ini.
Bagaimana opini anda tentang artikel Rudi S. Kamri atau video "Kata Kak Nunuk"? Silahkan sampaikan pendapat anda pada kolom di bawah ini.
0 Comments
Leave a Reply. |
|