Para leluhur, nenek moyang kita dan para pendiri bangsa mungkin sedih atau galau melihat suasana Indonesia saat ini. Radikalisme dalam berbagai bentuknya telah menyusup ke berbagai lembaga formal maupun informal di negeri ini. Apakah situasi ini sudah mencapai tahap memprihatinkan?
Barangkali itulah yang terjadi jika gerakan radikal ini dibiarkan berlanjut tanpa aksi nyata untuk menangkalnya. Ada banyak komunitas, individu dan tentu saja Presiden Jokowi yang telah melakukan upaya untuk melakukan yang terbaik yang bisa dilakukan. Pembubaran HTI adalah langkah berani seorang presiden RI di tengah gerakan radikalisme yang masuk dengan cara halus maupun nampak begitu nyata. Bangsa Jepang, Korea, Tiongkok dan Eropa tetap bangga dengan pakaian tradisional serta tradisi kuno mereka. Itulah modal dasar mereka untuk menjadi bangsa dan negara maju "
Ida Arymurti (paling kanan) dan Sahabat Ida tampil ciamik dalam busana tradisional Nusantara. Bhineka Tunggal Ika sebagai pengejawantahan nilai-nilai Pancasila dalam wadah NKRI tetap bisa tampil keren.
Indonesia memang terlalu luas dan sekaligus terlalu strategis secara geografis maupun geopolitik di Asia Tenggara. Karena begitu luasnya wilayah Nusantara ini, ditambah pula begitu majemuknya masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek. Di negeri ini kita banyak menemukan suku, ras, agama, adat istiadat dan budaya yang beragam dari ujung barat sampai timur, juga dari selatan ke utara negeri ini.
Euforia kebebasan yang bermula dari jatuhnya rezim Suharto, dan dihapusnya pendidikan Pancasila secara emosional dari sekolah serta pendidikan tinggi. Sejak itulah faham radikalisme dengan leluasa merayap ke berbagai sendi kehidupan di Indonesia. Keanehan juga terjadi ketika HTI dengan leluasa memanfaatkan TVRI untuk menyebarkan faham kilafah. Apakah pengurus TVRI tidak tahu sebelumnya?
Pemerintah saat itu juga tidak awas dan tidak ada tindakan lebih lanjut untuk meneliti semua orasi dan aksi HTI di TVRI, yang seharusnya menjalankan misi untuk menjaga persatuan dan kesatuan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD '45. Namun, ibarat ada a blessing in disguise, siaran langsung HTI di TVRI tersebut telah menjadi jejak digital yang tidak bisa dihapus.
Tentu mengkhawatirkan Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika ini jika diubah menjadi sebuah negara dengan ideologi Hizb ut-Tahrir yang juga terlarang di berbagai negara sebagai organisasi, apalagi sebagai ideologi. Menurut wikipedia, Hizb ut-Tahrir adalah organisasi politik pan-Islamis, yang menganggap "ideologinya sebagai ideologi Islam", yang tujuannya membentuk "Khilafah Islam" atau negara Islam. Kekhalifahan baru akan menyatukan komunitas Muslim dalam negara Islam kesatuan dari negara-negara mayoritas Muslim.
Dengan kesepakatan bulat para pendiri bangsa bersama para pejuang dan ulama dan perwakilan berbagai suku yang ada di Nusantara sebelum Indonesia merdeka, dimana telah disepakati Pancasila dengan lambang Garuda serta diikat oleh semangat Bhineka Tunggal Ika, maka Pancasila sebagai ideologi adalah sudah final dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Merevitalisasi pendidikan Pancasila dan konsep bela negara yang kekinian memang sangat penting dilakukan oleh pemerintah. Sementara itu masyarakat yang mencintai negara ini dengan segala keberagamannya juga bisa melakukan banyak hal dengan menemukan kembali akar budaya bangsa kita yang indah dan sangat mencintai toleransi.
Seni budaya serta adat istiadat bangsa Indonesia yang terbentuk sejak jaman dahulu adalah sangat luhur untuk terus dilanjutkan seperti bisa kita rasakan dan saksikan pada seni tari, seni suara, musik, arsitektur, upacara adat, bahkan pada busana Nusantara yang indah. Baju Bodo atau Kebaya adalah contoh nyata keindahan sejati yang bisa diakutalisasikan untuk menangkal radikalisme yang berasal dari budaya asing, yang pasti akan merusak hati dan pikiran bangsa kita yang sangat mungkin akan kehilangan hati nuraninya yang mencintai kebebasan beragama, berbudaya, berkesenian dan aktivitas lainnya di negeri ini.
Upacara Seren Taun Adat Sunda yang begitu indah bisa memajukan pariwisata untuk kesejahteraan warga (theworldnews.net). Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan kebaya dan kain tradisional dengan sepatu sneakers. Inilah bukti gaya tradisional bisa berpadu dengan modern fashion (Dokumentasi: Fotografer Bersatu)
Untuk menemukan kembali jati diri bangsa kita yang luhur dan adiluhung, ayo kita saksikan video ini sebagai inspirasi kita untuk mewujudkan Indonesia yang keren, maju dan hebat seperti bangsa-bangsa maju lainnya.
Jika artikel ini telah menginspirasi anda, maka sangat mulia bila anda bagikan pula untuk siapa saja yang peduli dengan Indonesia yang jaya di masa depan. Berbagi itu indah. Sharing is caring.
0 Comments
Leave a Reply. |
|