Ratna Sarumpaet adalah seorang aktivis yang juga dikenal sebagai seniman teater, dan merupakan pendukung kuat Paslon Nomor Urut 02, Prabowo Sandi pada saat Pilpres 2019. Ratna yang sangat vokal dalam menyuarakan aspirasi politiknya rupanya melakukan tindakan terlalu jauh, yaitu mengubah kondisi pasca operasi plastiknya sebagai alat politik dengan cara menyebarkan kebohongan untuk menjatuhkan kredibilitas pemerintahan Jokowi.
Masyarakat pun terkejut dengan berita dugaan terjadinya penganiayaan berat terhadap Ratna Sarumpaet setelah beredar foto Ratna dengan wajah bengkak. Prabowo pun sempat membuat konferensi pers tentang dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Ratna Sarumpaet didampingi Fadli Zon (wartakota.tribunnews.com). Ketika Prabowo Subianto mengunjungi Ratna pendukungnya di Pilpres 2019 (news.detik.com). Ratna Sarumpaet di meja hijau dengan kaus hoax (tirto.id)
Penyebaran foto hoax Ratna tersebut memancing reaksi di medsos maupun media utama di seluruh Indonesia. Para elite politik seperti Fadli Zon, yang juga sempat berfoto dengan Ratna dengan wajah lebam, yang kemudian disebut sebagai akibat operasi plastik oleh Tompi, penyanyi yang juga dokter ahli bedah itu. Pada saat yang sama polisi pun menyelidiki kasus ini dengan serius. Dengan teknologi canggih dan ketrampilan tingkat tinggi, polisi akhirnya bisa membongkar kasus hoax yang membuat para politikus senior Amien Rais termasuk Prabowo, Rizal Ramli dan banyak lagi berkomentar sebelum dan pasca polisi membongkar kasus ini, dan akhirnya Ratna pun ditangkap.
Seperti halnya Ahmad Dhani, Ratna pun ditahan polisi dari masa pemeriksaan sampai sidang di pengadilan. Hari ini Kamis, 11 Juli 2019 majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak pagi membacakan ratusan halaman vonis terhadap kasus hoax yang dilakukan Ratna ini.
Politik Tanpa Hoax Pasti Lebih Baik Untuk Meraih Kemenangan
Apa motivasi utama Ratna Sarumpaet membuat berita bohong dengan mengkapitalisasi operasi plastiknnya sebagai "alat" untuk memenangkan Prabowo Sandiaga Uno yang dia dukung?
Apakah Ratna benar-benar aktor utama dalam drama hoax ini? Dalam persidangan ternyata hal ini tidak terungkap. Berapa pun masa hukuman yang diputuskan majelis hakim terhadap Ratna, maka kasus ini seharusnya menjadi pelajaran pertama dan terakhir dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Hoax bukan saja berbahaya untuk si pelaku yang akan terkena hukuman berat, namun lebih jauh lagi bisa berakibat terjadinya keonaran dan hal-hal buruk lainnya jika hoax itu dipercaya sebagai kebenaran.
Ternyata masyarakat kita tidak semuanya senang membaca atau melihat video hoax, apalagi ikut-ikutan menyebarkannya. Jari-jari tangan warga kita masih bisa dikendalikan dengan kewarasan hati, pikiran dan aksi yang positif. Namun, secara teknis bagaimana sih caranya?
Pada video berikut ini kita bisa belajar hal penting tentang hoax dan cara pencegahannya. Mereka yang ada video ini bukanlah akademisi atau ahli komunikasi dan psikolog tentang hoax. Supaya nggak penasaran, ayo kita saksian bersama.
Mendukung calon pemimpin boleh saja fanatik dan memiliki tujuan khusus, namun tidak perlu dilakukan dengan rekayasa apapun yang berbau hoax.
Bagaimana pendapat anda setelah menyaksikan video tersebut?
0 Comments
Leave a Reply. |
|