Ada banyak alasan untuk memindahkan sebuah ibukota negara dari tempatnya sekarang ke lokasi baru. Sudah banyak negara yang melakukan itu. Rencana pemindahan ibukota RI bahkan sudah dicanangkan oleh Presiden Sukarno pada tahun 1950an. Bung Karno punya visi yang kuat kenapa Jakarta tidak ideal sebagai ibukota negara RI.
Meskipun demikian, Bung Karno tetap memikirkan untuk memperindah Jakarta dengan berbagai taman, patung-patung tematik berkarisma, serta Monumen Nasional yang kemudian terkenal dengan sebutan MONAS. Keberadaan Monas dan beberapa patung di Jakarta bukan hanya mempercantik kota yang pernah disebut kampung besar ini, Bung Karno bermaksud supaya dunia melihat Jakarta sebagai kota yang “nyeni” dan berbudaya.
Kota besar seperti Jakarta bukan sekadar memiliki keistimewaan sebagai kota metropolis, melainkan sebagai kota berbudaya dan termasuk sebagai kota yang beradab, yang memiliki taman untuk menyaring polusi, bahkan menyerap air serta penting untuk menjaga emosi warganya. Sebuah taman yang tertata indah pasti sangat baik sebagai tempat untuk berkumpulnya warga terutama anak-anak, remaja dan para orang tua melepas penat.
Setiap gubernur Jakarta pasti ingin Monas semakin indah dan menarik untuk dikunjungi, sehingga banyak pohon ditanam, bahkan Sutiyoso atau Bang Yos juga menempatkan rusa selain menanam banyak pohon dan memagari Monas supaya lebih tertib. Jokowi juga melakukan hal yang sama sebagaiman para pendahulunya. Ketika Jokowi menjabat gubenur Jakarta, seperti halnya pendahulunya seperti Fauzie Bowo alias Foke, Jokowi yang kini Presiden RI untuk kedua kalinya juga melakukan revitalisasi di Monas.
"Genangan" air setelah hujan di area Monas saat revitalisasi (genpi.co).
Suasana Monas yang sering digunakan kegiatan politik. Nampak Anies Baswedan berorasi dihadapan pendukungnya. Apakah fungsi Monas akan berlanjut seperti ini lagi? (wartakota.tribunnews.com)
Pengganti Ahok Djarot, yaitu Anies Baswedan alias Anies juga merevitalisasi Kawasan Monas di bagian selatan, dengan menebang begitu banyak pohon mahoni yang telah tumbuh puluhan tahun atas nama revitalisasi. Pro kontra pun bermunculan di berbagai media, termasuk media sosial tentu saja.
Berbeda dengan para gubernur sebelumnya, ternyata Anies belum koordinasi atau belum minta ijin dengan Kementerian Sekretariat Negara untuk proyek revitalisasi tersebut. Beberapa pejabat Pemprov DKI termasuk Sekda membela proyek tersebut.
Warga bersantai di Monas pada suatu malam (mediaindonesia.com). Ahok ketika menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta saat membuka acara Pekan Produk Kreatif Daerah 2013, khusus untuk memfasilitasi industri ekonomi usaha kecil di Jakarta. (metro.tempo.co)
Berbeda dengan para gubernur sebelumnya, ternyata Anies belum koordinasi atau belum minta ijin dengan Kementerian Sekretariat Negara untuk proyek revitalisasi tersebut. Beberapa pejabat Pemprov DKI termasuk Sekda membela proyek tersebut.
Ijin itu memang harus dilakukan oleh gubernur DKI. Monas bukan sekadar taman biasa karena monumen yang sebelumnya bernama Lapangan Ikada ini memiliki fungsi sebagai situs sejarah, cagar budaya, yang juga berfungsi sebagai daerah serapan air. Keberadaan rumput dan pepohonan tentu sangat penting, apalagi Jakarta rawan banjir.
Setelah bungkam beberapa hari, akhirnya para petugas pertamanan pemprov diperintah untuk menanam pohon. Sayangnya bukan pohon Mahoni yang ditanam seperti pohon-pohon yang sebelumnya ada di sana. Meskipun ada anggota DPRD Jakarta yang mengapresiasi Anies setelah penanaman pohon itu, warganet menyebut bahwa pohon-pohon baru itu pasti dibiayai dengan anggaran baru.
Bagaimana nanti status Monas setelah ibukota RI pindah permanen ke Kalimantan Timur? Apakah akan tetap menjadi bagian dari kementerian secretariat negara yang juga melibatkan beberapa kementrian ini? Pada tayangan berikut ini anda bisa menyaksikan opini para wisatawan tentang status Monas dan kesan mereka tentang penebangan pohon yang dilakukan oleh pemerintahan Anies Baswedan ini.
Lalu, bagaimana pendapat anda setelah menyaksikan tayangan tersebut?
Apakah anda punya ide khusus untuk Monas?
0 Comments
Leave a Reply. |
|