Otoritas Kerajaan Saudi melarang orang-orang masuk dan keluar dari ibu kota Riyadh, juga dari Mekah serta Madinah, untuk sementara waktu. Selain itu Saudi melarang pula pergerakan di antar provinsi-provinsi di seluruh wilayahnya. Berita penting ini dikutip oleh news.detik.com dari Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir AFP, Kamis (26/3/2020).
Untuk mempertegas perintah larangan itu kerajaan yang kini tidak lagi jaya di bidang minyak ini juga memberlakukan jam malam di ibu kota Riyadh erta dua kota tersuci bagi umat muslim, Madinah dan Mekah menyusul setelah ada laporan kematian kedua akibat virus Corona atau COVID-19.
Suasana Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi setelah ditutup untuk kegiatan ibadah (liputan6.com). Ketika Presiden Donald Trump berjumpa Xi Jinping di Florida, Amerika Serikat. Mereka sepakat kerjasama & bertukar informasi terkait virus Corona (liputan6.com)
Wabah Covid-19 ini adalah peristiwa global. Virus Corona tidak pandang bulu. Negara adidaya Amerika Serikat pun telah diserang virus mematikan yang belum ada vaksinnya ini. Warga AS yang terpapar sudah lebih daripada 100 ribu orang. Presiden Donald Trump akhirnya berbicara dengan Presiden Xi Jinping untuk bekerja sama bahu membahu untuk menanggulangi penyebaran virus berbahaya ini.
Sebelumnya, bahkan sejak di tahun pertama menghuni gedung putih, Donald Trump telah memaksakan perang dagang terhadap Tiongkok. Meskipun demikian Presiden Xi Jinping siap membantu tanpa syarat untuk memberikan informasi dan bantuan terkait penanganan Covid-19. Pemerintah Tiongkok maupun entitas swastanya seperti Jack Ma juga telah banyak membantu negara-negara lain di Eropa maupun di berbagai negara Amerika latin termasuk memberikan hibah APD serta alat kesehatan. Bantuan serupa juga diberikan kepada Indonesia.
Sebagaimana difahami Tiongkok adalah negara yang berideologi Komunis, namun dalam urusan ekonomi adalah negara yang sangat terbuka terhadap kerjasama dagang dan ekonomi, begitu pula di saat-saat seperti sekarang ini. Negara tirai bambu ini siap membantu negara-negara lain, bahkan mengirim tenaga medis serta obat-obatan ke Italia yang sangat menderita setelah ribuan orang penduduknya meninggal karena wabah Covid-19 ini.
Musibah dan krisis global yang berkaitan dengan kesehatan umat manusia ini seharusnya membuka mata siapapun dan apapun statusnya, bahwa sangat tidak elok bila masih bersikap nyinyir kepada pemerintahnya atau kepada presiden, perdana menteri atau kepada raja dan ratunya pada situasi seperti ini.
Para pakar dan hampir semua ahli di bidang kesehatan, ekonomi dan politik telah menyatakan bahwa tidak ada suatau negara pun yang siap untuk menghadapi virus Corona ini, namun dengan kerja sama dari warga serta kolaborasi antar negara, maka sebagaimana bencana lain serta wabah mematikan lainnya yang pernah terjadi sejak dahulu kala ini pasti bisa diatasi. Terlalu banyak mengeluh, apalagi menyebar ujaran kebencian dan melempar hoax terkait Covid-19 adalah aksi kontra produktif.
Patut disyukuri, ternyata banyak komunitas tua dan muda di Indonesia seperti warga Jakarta, juga para ibu-ibu yang bahu membahu tanpa banyak gembar gembor untuk memberikan bantuan masker, sembako, bahkan nasi kotak terhadap profesi yang berpenghasilan harian seperti pengemudi taksi, ojek online dan sektor informal lainnya.
Aksi kemanusiaan seperti itulah yang sepatutnya dilakukan oleh warga dunia. Jika tidak punya uang lebih, minimal membantu dengan menahan diri untuk tidak memforward apalagi mebuat berita hoax, juga menebar ujaran kebencian kepada para pemimpin atau orang lain. Kini saatnya para elite politik juga untuk membuktikan aksi nyata, minimal memberi solusi, bukan sekadar kritik membabi buta.
Presiden Jokowi meskipun tengah berduka setelah wafatnya ibunda tercinta, tetap tegar melaksanakan tugas termasuk menanggulangi Covid-19 (dara.co.id). Mr. Herman seorang pedagang kecil ikut aksi kemanusiaan yang dimotori ibu-ibu & warga Taman Bona Indah. Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Tampak Pak Herman berkaus merah sedang menyerahkan bantuan nasi kotak kepada para supir taksi yang kini sepi penumpang (Dok. Herman)
Warga negara yang baik tidak bisa membiarkan pemerintah, paramedis, dokter, relawan, polisi dan TNI serta siapa saja yang berada di garda depan pada saat mereka melaksanakan tugas kemanusiaan terbesar ini sendirian tanpa partisipasi warga.
Kini saatnya bergerak dan membuktikan bahwa tradisi asli Indonesia, yaitu gotong royong adalah cara terbaik untuk meringankan beban warga lainnya, sehingga Presiden Jokowi serta para pemimpin lainnya bisa focus melaksanakan amanat konstitusi serta semua peraturan perundang-undangan dengan segala kebijakannya dengan lancar.
0 Comments
Leave a Reply. |
|